Haha, sedih banget ya judulnya? Tapi memang seperti itulah yang gue rasakan detik ini juga. Gue merasa sendiri.
Mungkin bakalan banyak yang bilang, "ah, itu sih cuma perasaan lo doang!", terserah, tapi memang gue merasa seperti itu. Mau ngomong apa lagi?
Gue merasa gue hanyalah sebuah boneka. Teman-teman gue memang bersendagurau dengan gue, tapi saat mereka membicarakan sesuatu rahasia diantara mereka saja, gue dianggurin, ya memang itu merupakan rahasia, tapi kalau rahasia ya mbok jangan dibicarakan didepan orang lain, nanti bikin orang lain itu terganggu saja! Membuat orang tersebut penasaran.
Gue hanyalah tempat teman-teman gue mencari keceriaan, ya mungkin itu baik, gue adalah sumber keceriaan mereka, tapi untuk gue, itu adalah sesuatu hal yang gue anggap egois, teman terutama sahabat adalah tempat kita berbagi suka dan duka, kenapa gue hanya dibagi suka saja??! gue juga mau merasakan duka teman gue, gue juga mau menjadi tempat bersandar bagi teman-teman gue, gue juga mau berarti bagi mereka.
Mungkin mereka melihat gue sebagai orang yang tidak sensitif, selalu ada canda di setiap omongan gue, tapi tahukah mereka, setiap canda di omongan gue berarti 10.000 tangisan di hati gue? Rasanya sedih banget! useless!
Mungkin juga mereka melihat gue sebagai sumber gosip, can't keep a secret! Gue akuin itu, memang itulah yang terjadi pada kasus yang lalu, gue sudah instrokpeksi, dan gue mau berubah, tapi bagaimana gue bisa berubah jika tidak ada kesempatan untuk berubah yang diberikan teman-teman gue?
Tidak tahukah mereka kalau gue sudah memancarkan sinyal-sinyal kesendirian, tidak bisakah mereka membaca hati gue? ya mungkin diantara kalian ada yang bakal bilang, "Kalau lo nggak ngomong ya bagaimana kita bisa tahu?", tetapi, apakah selalu gue yang harus menadahkan tangan meminta pertolongan? Apakah selalu gue yang memohon belas kasihan? Memang gue yang perlu, tetapi, apakah sebagai teman mereka tidak dapat membaca hati gue?
Saat teman gue sedang bad mood gue bisa langsung mersakannya. Gue langsung memerankan peran gue sebagai teman yang baik, membuatnya tertawa, atau memeberikannya waktu untuk sendiri.
Kalaupun mereka tidak pernah menceritakan masalah mereka karena gue bukan orang yang dapat diandalkan, ya memang gue tahu gue manja, kurang mandiri, dan tidak dapat diandalkan, tetapi setidaknya gue bisa menjadi pendengar yang baik.
Dan satu hal yang gue sedihkan dari seorang teman gue, memang dia dan gue memiliki perbedaan pandangan mengenai sebuah karya, dia bilang cerita gue klise, tapi itulah gue, hidup gue memang klise, tidak ada kehidupan seperti roller coaster dalam kamus hidup gue. Gue belum pernah merasakannya. ya mungkin memang seperti itu, tapi perlukah dia berpendapat bahwa cerita gue klise sekali di setiap pembahasan mengenai project kita, jujur, hal itu membuat gue muak sama dia.
Gue merasa sendiri, lo tahu lagunya sinetron yang ada Laudya Cintya Bellanya itu yang di stasiun TV Indosiar?(gue lupa judul sama penyanyinya), gue merasa seperti lagu itu, ada 2 orang teman gue, mereka awalnya tidak begitu mengenal, tetapi dengan gue sebagai penghubung malah mereka berdua yang akrab, gue menyesal kenapa mengenalkan dia pada dia.
Gue tahu gue egois, gue tahu gue kekanakan, gue tahu gue useless, tapi bisakah kalian bersimpati sedikit? bisakah kalian memikirkan perasaan gue? gue memang seperti ini, kalau gue penuh kecacatan, tolong bantu gue untuk memperbaikinya, gue mau jadi teman tempat berbagi suka dan duka, bukan hanya duka, bukan hanya bandar kertas file, bukan hanya bandar permen, bukan hanya bandar stationary, bukan hanya bandar snack. gue mau arti gue buat mereka yang memang masih menganggap gue temannya lebih berarti, karena gue merasa gue useless banget!!
Dan jujur sampai saat ini belum ada seorang teman pun yang dapat membuat gue relaks, membuat gue menjadi apa adanya gue, belum ada dalam kamus hidup gue yang namanya seorang sahabat.
NB: Maaf untuk segalanya......
My Almond Butter Business | 100% Homemade
1 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar