Siang itu sangat terik. Matahari tepat berada diatas kepala ku. Aku berjalan cepat-cepat ke arah angkutan umum merah itu.
"Bang, tunggu! Ikut!" panggilku ke supir angkutan umum itu.
Di angkutan umum itu hanya ada seorang penumpang, seorang wanita yang khas ibu-ibu rumah tangga. Aku tersenyum kepadanya, hanya sekedar sapaan hormat. Ibu itu juga membalas dengan senyum.
"Adik kuliah dimana?" tanya ibu itu memulai percakapan.
"Oh, saya masih kelas 3 SMA, bu. Belum dapat universitas sih, bu" jawabku dengan senyum sesopan mungkin karena mama selalu mengajarkan aku untuk sopan dan ramah pada semua orang, terutama ibu-ibu karena siapa tahu rezeki ku ada di ibu ini. Hehehehehe....
"oh, memang mau mendaftar dimana?" tanya ibu itu lagi.
"Saya sih tertarik untuk masuk teknik industri ITB, bu"
"Oh, anak saya juga mau masuk teknik industri ITB. Sekarang juga masih kelas 3 SMA. Dia sekolah di SMA **" kata ibu itu.
Dan obrolan kami berlanjut dengan ibu itu yang mendominasi pembicaraan tentang anaknya. Anaknya yang begini lah, anaknya yang begitu lah. Haaahh.... dasar ibu-ibu..
~~~
"Eh, Mi, nggak apa-apa nih gue sendiri yang duduk? Oh, atau nggak kalau lo capek nanti bilang aja, biar kita tukeran." tanyaku pada Emi, teman sebangku ku. Hari ini kami pergi ke toko buku bareng. Kami ke toko buku dengan bus trans Jakarta. Namun Emi tidak mendapatkan tempat duduk karena pagi ini sangat ramai. Yah, wajar saja, jam kerja.
"Udah nggak apa-apa. Kamu duduk aja, nggak usah mikirin aku. Toh tempatnya dekat!" jawab Emi dengan santai.
"Oya, Mi, udah ngambil SKHU di sekolah belum? Gue belum nih!" tanyaku lagi.
"Aku udah ngambil kemarin. Kamu minta aja di TU. Daftar dulu, baru besoknya bisa diambil" kata Emi. Ckckckck... nggak enak banget ngobrol gini. Aku duduk sendangkan dia berdiri.
Aku melihat orang-orang di sekelilingku. Saat aku melihat ibu-ibu yang berada di sampingku, yang sedari tadi membaca bukunya, mata kami bertemu. Aku hanya tersenyum sopan menyembunyikan rasa malu ku ketahuan sedang melihatnya. Ibu itu juga tersenyum membalas senyumanku.
"Kuliah dimana, Dik?" tanya ibu itu tiba-tiba.
"Eh, saya belum kuliah, Bu. Saya masih kelas 3 SMA, baru lulus sih, Bu." jawabku. Ckckck... kenapa semua orang yang aku temui selau menyangka aku udah kuliah ya? Kok nggak pernah ada yang nanyain aku SMP dimana sih?
"Oh, masih kelas 3. Mau kemana?"
"Mau ke toko buku, Bu. Ibu sendiri?"
"Saya mau kerja" jawab ibu itu. Ckckck... sebenarnya nggak usah nanya aku juga udah tahu.
Obrolan kami berlanjut sampai ibu itu sampai di halte trans Jakarta di dekat kantornya. Kami berpamitan dengan tersenyum setelah sebelumnya saling bertukar nomor handphone.
~~~
"Ma, ganti dong channelnya, aku mau nonton 'Cahaya Sayang Malika'!!" kataku pada mama. Ini waktunya sinetron kesayanganku mulai. Mama pun mengganti channelnya, karena mama juga mengikuti sinetron ini.
Sehabis sinetron 'Cahaya Sayang Malika', aku dan mama menonton sinetron lainnya hingga jam 11 malam.
Sebelum tidur aku menulis status di jejaring sosial ku. Aku menulis "Ckckckc... kapan ya Jon nikah sama Malika dan Mischa berhanti mengejar-ngejar Malika?". Aku menulis pembahasan mengenai sinetron yang ku tonton.
~~~
Pagi ini aku ada tes SNMPTN di SMA **. Ini adalah hari kedua. Tadi pagi aku bangun kesiangan, makanya aku buru-buru datang. Akan tetapi ternyata aku malah datang kepagian, aku datang jam 06.45. Padahal ujiannya dimulai jam 07.30. Akhirnya aku memutuskan untuk sarapan dulu. Toh tadi pagi aku memang belum sarapan.
Aku makan sangat perlahan. Aku tidak terbiasa untuk sarapan, tapi aku tetap memaksakan untuk menghabiskan makanan yang tadi kupesan.
Saat sedang berkonsentrasi untuk makan, tiba-tiba seorang ibu duduk di depanku. Aku bingung, kenapa ibu ini malah duduk disini? Padahal masih banyak bangku yang kosong. Aku melanjutkan makan ku setelah tersenyum sopan pada ibu ini.
"Ikut tes SNMPTN juga, dik?" tanya ibu itu. Ya, iyalah, Bu. Kalau aku nggak ikut, ngapain juga aku ada disini?
"Iya, Bu. Ibu nganterin anaknya?" tanyaku balik. Huh... rhetorical question.
"Iya, anak saya yang cowok juga tes SNMPTN. Saya selalu mengantarnya tiap dia ujian. Kemarin pas SIMAK UI dan UMB juga saya temani. Dia memang anak yang paling dekat dengan saya. Dan bla-bla-bla" ibu itu melanjutkan bercerita mengenai anaknya.
Dari cerita ibu itu mengenai anaknya yang COWOK itu, aku bisa menarik kesimpulan: anaknya itu anak mami banget.
Well, karena udah terlanjur mengobrol, aku mendengarkan ibu itu hingga aku menyadari satu hal: ini sudah jam 07.45!! Aku pun segera pamit dan buru-buru masuk ke kelas. Ckckck... gara-gara ibu itu aku jadi telat kan!
~~~
Bel berbunyi nyaring menandai berakhirnya ujian ini. Sesudah merapikan semua alat tulisku, aku menghampiri Harum, teman ku yang tempat ujiannya sama dengan ku.
"Ta, tadi lo kenapa telat?" tanya Harum sambil kami berjalan keluar kompleks sekolah itu.
"Sebenarnya tadi gue udah sampai jam 06.30. Tapi tadi ada ibu-ibu yang ngajakin gue ngobrol, jadinya gue telat deh!" jelasku.
"Ibu-ibu lagi?!" tanya Harum kaget. Harum juga tahu tentang pengalamanku yang sering diajak ngobrol sama ibu-ibu.
"Iya, emang kenapa?" tanyaku polos.
"Ya ampun... Tata... Elo tuh kayaknya punya first impression yang bagus deh di depan ibu-ibu. Eh, gue punya nama julukan yang bagus buat elo: little miss housewife!! Hahahaha..." kata Harum mengejekku.
"Ih, apaan sih, Rum! Aneh tauk!!" kataku merajuk.
"Iya, elo kan suka nonton sinetron, terus elo nyambung buat diajak ngobrol sama ibu-ibu, apa lagi kalau bukan little miss housewife? Lo sih bawaannya kayak ibu-ibu rumah tangga!" kata Harum.
Err... bener juga ya apa kata Harum. Aaaarrggghhhh... masa sih aku kayak ibu-ibu rumah tangga?? Aku kan masih 17 tahun!!
"Ah, Harum... masa sih gue gitu?" tanyaku.
"Eh, nggak apa-apa kali, malah itu suatu keuntungan!" kata Harum sengan sotoynya.
"Keuntungan apanya? Ah, gue nggak suka!"
"Iya untung lah! Jadi nanti kalau calon suami lo ngenalin elo ke nyokapnya, kalian bisa nyambung! Terus elo direstuin sama nyokapnya deh! Nyokapnya pasti suka deh sama elo!" jelas Harum panjang lebar.
"Iye, kalau gue punya cowok, menye! Wong sekarang aja gue masih jomblo!" kataku.
"Yah... kan nanti, Ta!" jawab Harum terkikik senang menggoda ku.
Jadi, ini merupakan keuntungan atau malah kekurangan ya? Argh, tapi tetap aja aku nggak mau dipanggil little miss housewife!! Aku kan belum jadi housewife!
THE END
My Almond Butter Business | 100% Homemade
5 minggu yang lalu