Halaman

Senin, 26 Oktober 2009

Kisah Anak Babi Yang Masuk Surga

Adalah Musa ‘alaihissalam, satu-satunya Rasul yang memiliki keistimewaan berdialog langsung dengan Allah. Bila ada masalah yang ingin diketahuinya, Musa akan naik ke puncak bukit Tursina untuk bertanya dan Allah akan langsung menjawabnya.

Suatu hari Musa bertanya “Ya Allah, siapakah yang akan menjadi tetanggaku di surga nanti?”. Maka Allah menyebut sebuah nama beserta kampung tempat tinggal orang itu. Dengan bergegas Musa turun dari bukit Tursina dan mencari orang yang dimaksud. Setelah beberapa hari berjalan, sampailah Musa di rumah orang tersebut. Dengan mengucap salam, Musa bertamu dan dipersilakan duduk. Ternyata nama yang disebut Allah kepada Musa adalah nama seorang pemuda.

Setelah Musa duduk, pemuda itu tak langsung mempedulikannya. Musa memperhatikan pemuda itu masuk ke kamar dan keluar dengan menggendong seekor babi betina. Dalam hati Musa sungguh diliputi keheranan melihat tingkah pemuda yang kemudian dengan cermat memandikan dan membersihkan babi betina itu. Di lap dan diciumnya babi betina itu dengan penuh sayang. Kemudian babi betina itu dibawa kembali kedalam kamar. Tak lama berselang, Musa kembali dikejutkan melihat pemuda itu keluar dari kamar yang sama dengan menggendong babi jantan yang lebih besar. Sama seperti tadi, babi jantan itu pun dimandikan, dibersihkan, di lap dan dicium dengan sayang sebelum dibawa kembali kedalam kamar.

Setelah selesai, barulah pemuda itu menemani Musa yang sudah menunggu sejak tadi. Masih dalam keterkejutan, Musa bertanya “Hai pemuda, apakah agama mu?”. Si pemuda menjawab “agamaku agama Tauhid”. (Islam baru dikenal setelah disampaikan Rasul Muhammad, sebelum periode itu, Islam disebut sebagai agama Tauhid). Musa bertanya lagi “Jika agamamu Tauhid, mengapa kamu memperlakukan babi dengan begitu istimewa? Kita tidak diperbolehkan untuk itu”. Dengan perlahan, pemuda itu bercerita bahwa kedua babi itu adalah bapak ibunya yang telah melakukan dosa besar dan dikutuk Tuhan menjadi babi. Katanya “Soal dosa mereka kepada Allah, biarlah itu menjadi urusan mereka dengan Allah. Tugasku sebagai anak tetaplah menghormati dan menyayangi mereka sebagaimana jika mereka berbentuk manusia. Setiap hari aku berdoa agar Allah berkenan mengembalikan rupa mereka seperti semula tapi rupanya belum juga dikabulkan”.

Seketika itu juga, turunlah wahyu kepada Musa “Wahai Musa, inilah orang yang akan menjadi tetanggamu di surga disebabkan karena baktinya kepada ibu bapaknya meskipun mereka berdua telah berbentuk binatang yang buruk rupa. Karena itulah Aku angkat dia ke maqam yang lebih tinggi sebagai anak yang shaleh. Dan sebab baktinya, aku akan kabulkan doanya untuk mengembalikan wujud kedua orangtuanya ke bentuk semula. Kasih dan rahmatKu akan menghapuskan dosa keduanya disebabkan bakti anaknya dan menempatkan mereka ke dalam surgaKu”.

Kisah ini semestinya mengajarkan kepada kita bahwa seburuk apapun perangai kedua orangtua, perlakuan kita sebagai anak tak perlu menjadi buruk juga. Urusan dosa mereka kepada Allah, biarlah itu menjadi urusan individu mereka. Barangkali dengan doa, kesabaran dan kebaikan kita, kedua orangtua yang berperangai buruk bisa menjadi lebih baik.

Semoga kita masih diberi kesempatan dan waktu lebih banyak untuk lebih menghormati, menyayangi dan mengasihi mereka berdua sebagaimana mereka telah tanpa pamrih menyayangi dan mengasihi kita sewaktu kecil. Amin.

(from : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15588 )

Minggu, 11 Oktober 2009

Tolonglah... Dengarkan Apa yang Tidak Kuucapkan

Kemarin gue minjem the 7 habits of highly effective teens milik Putri Khairunisa, teman saya yang baik hati itu. Maaf, Pukhoi, bukunya belum selesai dibaca. Hehheee... ada satu sajak yang gue suka, judulnya seperti yang menjadi judul postingan ini.


Jangan terkecoh olehku. Jangan terkecoh oleh topeng yang kupakai. Karena aku memakai topeng, aku memakai seribu topeng, topeng yang takut kulepaskan, yang tak satupun adalah diriku. Pura-pura adalah seni yang jadi sifat kedua bagiku, tapi jangan terkecoh deh.
... Aku memberikan kesan bahwa aku tentram, bahwa semuanya beres, baik di dalam batin maupun lingkunganku; bahwa kepercayaan diri adalah ciri-ciriku dan sikap tenang adalah kebiasaanku; bahwa perairannya tenang dan bahwa akulah yang memegang kendali dan aku tak butuh siapapun. Tetapi jangan percaya deh; kumohon.
Aku ngobrol dengan santai denganmu dengan nada basa-basi. Aku katakan segalanya yang sebenarnya tak ada artinya, yang sama sekali lain dari pada seruan hatiku. Jadi, kalau aku sedang berceloteh, jangan terkecoh oleh apa yang kuucapkan. Tolong dengarkan dengan seksama dan berusahalah mendengar apa yang tidak kuucapkan; apa yang ingin dapat kuucapkan; apa, demi keselamatan, yang perlu kuucapkan tetapi tidak bisa. Aku tidak suka bersembunyi. Sejujurnya loh. Alo tidak suka permainan basa-basi yang kumainkan ini.
Sebenarnya aku ingin tulus, spontan, dan menjadi diriku sendiri; tetapi kamu harus menolong aku. Kamu harus menolong aku dengan mengulurkan tanganmu, sekalipun kelihatannya aku tidak meningingkannya atau membutuhkannya. Setiap kali kamu bersikap baik serta embut dan memberikan dorongan, setiap kali kamu berusaha mengerti karena kamu sungguh peduli, hatiku bersayap. Sayap kecil sih. Sayap lemah sih. Tetapi pokoknya bersayap. Dengan kepekaanmu dan simpatimu serta daya pengertianmu, aku bisa menanggung semuanya. Kamu bisa menghembuskan napas kehidupan ke dalam diriku. Pasti tidak mudah bagimu. Keyakinan akan ketidakberhargaan yang sudah lama pasti membangun dinding yang kuat. Tetapi kasih itu lebih kuat dari pada dinding yang kuat, dan disanalah letaknya pengharapanku. Tolong usahakan untuk merubuhkan dinding itu dengan tangan-tangan yang kokoh, tetapi lembut, karena seorang anak itu peka, dan aku ini anak-anak.
Siapa sih aku, mungkin kamu bertanya-tanya. Karena aku adalah setiap pria, setiap wanita, setiap anak-anak... setiap manusia yang kamu temui.

(dikutip dari The 7 Habbits of Highly Effective Teens P. 244-245)

Sabtu, 12 September 2009

Lala hari ini...

Gue mau cerita tentang keikutsertaan gue jadi mentor sanlat untuk pertama kalinya. Semua ini berawal dari iseng-iseng gue ngewall Dayat, temen gue. Di postingan dia, dia nulis lagi nyari alumni akhwat (cewek muslim) buat jadi mentor sanlat SMP gue. Gue berpikir, wah kayaknya asik neh!! Cuman jadi mentor, ngomong ngalor-ngidul tentang Islam, terus udahan. Sekalian gue silaturahmi ama guru-guru SMP gue, ngabuburit, and tepe-tepe.. (Ceilah....)Gue bilang nih sama Dayat, "Yat, gue mau tuh jadi mentor sanlat, asalkan mereka tetep mau nerima gue yang bengal ini dan gue nggak bisa sampe sore, palingan ampe habis Dzuhur doang!". Dayat pun merespon positif.

Hari Jum'at kemarin, pas gue lagi ngantuk-ngantuknya sambil dengerin mp3 di pelajaran Fisika (maaf, saudara-saudara, saya tidak seperti kalian yang bejat, tidak memperhatikan guru, saat itu tidak ada Pak Suryo dan yang mengajar guru "kaporit" gue mister Avatar a.k.a. Mister Anton the master op hipnotis a.k.a. jago membuat ngantuk), ada sms dari Retno. Dia bilang, "mba latifah, saya Retno, mba bisa mentoring sanlat 236 hari sabtu, tanggal 12 Sept 2009 nanti? Mba angkatan ke-5 ya?"

Weeeiii... my man... ada yang manggil gue mba latifah lho!! Jarang ada orang yang kenal sama gue manggil gue dengan nama asli gue. Gue pikir ini sms dari ade kelas gue yang kebetulan jadi panitia, jadi gue bales oke lah kalao begitu...

Dia bales lagi, "oh, yaudah kalau gitu besok datang jam 7.30 ya? ada briefing dulu. Mba angkatan ke-5 ya?". tanyanya lagi. Gue pikir nih anak ngotot banget nanyain gue angkatan ke berapa. Gue bales aja biar dia nggak manggil gue latifah, gue nggak enak dipanggil begitu (benar saudara sebangsa tanah dan sebangsa airku, gue sendiri muntah dengernya!) dan gue bilang, gue nggak tahu tuh gue angkatan berapa, sudah lupa tuh!

Si Retno ini bales lagi, "mba udah kerja atau udah kul?". Buset dah... lulus SMA aja belon udah ditanyain gitu... Gue bilang aja gue masih kelas 3 SMA. Dan gue penasaran, nih Retno tuh kelas berapa sih? Akhirnya gue tanya, dia kelas berapa?

Lo tahu jawabannya? "Saya kuliah semester 5". Kedubrakkk!!! Setelah dia ngomong gitu baru deh gue ngomongnya rada alus sama dia (bukannya sebelumnya belum halus, cuman pakai bahasa halus level 1 doang). Ya sudahlah kita tunggu besok bagaimana, pikir gue.

Gue cerita ini ke cermet gue yang ketua rohis putri SMA gue. Kata dia, "JANGAAAAANN!!!! Bisa-bisa nanti yang kamu ajarin itu ajaran sesat!! Kasihan mereka masih SMP!". dan gue cuman cengar-cengir aja. Memang berniat jadi alumni yang selebor. Wakakakakakaka.... Temen gue ini udah wanti-wanti gue: nggak boleh pake jeans, nggak boleh pake legging, nggak boleh pake kaos, nggak boleh pake kerudungan langsung yang pendek (mesti yang kayak anak pesantren kampungan itu lohhh...)

Akhirnya setelah briefing mereka ngomongnya pake bahasa anak rohis. MATI GUE!!! Kagak ngerti apa-apa gue... cengok pisan. Gue nanya sama teman gue, Rina, "Rin, emang harus ada kuis ya? (gue pikir cuman materi aja) Kuisnya apaan, Rin? Rin, ini, Rin, itu" pokoknya gue banyak nanya deh!

Ujung-ujungnya... lumayan lah... rada krik-krik sih.. tapi mantap laaahhh... mana ada adeknya temen gue lagi! Apa komentarnya nanti? "Kak, kok kak Lala, temen kakak itu jayus abis ya?" wahahahaha.....

Selasa, 01 September 2009

School time is look like a Roller Coster

Ini merupakan hasil pemikiran iseng gue saat perjalan pulang dari sekolah ke rumah. Gue rasa sekolah itu mirip roller coster. Pada awalnya kita terlalu takut untuk memulai (hayo.. masih inget nggak waktu masih TK?). Dan saat kita sudah memulainya kita tidak bisa berhenti begitu saja di tengah jalan. Kalau pun berhenti pasti akan ada rasa penyesalan dalam diri. Kehidupan kita berjalan sangat cepat sekali. Pada saat diatas kereta roller coster rasanya kita ingin cepat-cepat berhenti dan selesai karena sudah terlalu lelah dan ketakutan. Hal ini sama aja kayak sekolah. Lo pasti akan berpikir elo lelah sekolah dan eneg. Dan lo pasti bertanya-tanya kapan ya saatnya gue nggak harus sekolah, nggak harus menghadapi ulangan, nggak harus begadang cuma gara-gara ngerjain tugas.
Namun akhir dari segalanya, saat roller coster berhenti dan kita tidak ada diatasnya lagi, saat waktunya kita menempuh karir atau berumah tangga, pasti ada sebersit keinginan untuk mengulang masa itu lagi. Ingin merasakan lagi adanya tanggung jawab yang ada deadlinenya, ujiannya.
Yah.. walaupun manusia juga menempuh ujian dalam hidupnya, namun rasanya itu sangat berbeda dengan ujian sekolah.
Untuk sebagian orang yang memiliki dana mungkin akan meneruskan proses pembelajarannya dengan ambil strata 1, 2, atau bahkan 3.
Jadi, pesan gue, elo jangan merasa bosan atau lelah dulu dengan sekolah lo. Karena di masa depan mungkin elo bakalan merindukan masa-masa sekolah. Dunia nyata tidak seperti dunia Harry Potter atau Doraeman dimana elo bisa kembali ke masa lalu atau masa depan. Nikmatin aja masa-masa sekolah lo dengan sebaik mungkin. Saat nanti elo sudah mempunyai cicit dan merenungi hidup lo, saat lo melihat kembali ke belakang, ke jalan yang pernah lo lalui, lo akan bangga dan tahu kalau elo sudah melakukan yang terbaik untuk hidup lo.


Tulisan ini didedikasikan untuk teman-teman seperjuangan gue dan terinspirasi dari kata-kata kakak gue yang kangen sama masa sekolahnya.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Puisi (mungkin) buat tugas bahasa Indonesia

Di sekolah gue pelajaran bahasa Indonesia lagi ditugasin untuk bikin puisi. Gue yang secara nggak pernah bikin dan nggak sensitif ini (iya lah.. emangnya gue test pack, sensitif!) langsung kalang kabut. Ada temen gue yang ngepost puisinya via notes FB. Gue pikir, mendingan gue ngepostnya di blog aja lah, kan lebih jarang ada yang buka. hehehehe..... jadinya gue ngepost disini deh! Komen-komen ya apa yang kurang!

Tinunitnunitnunitnunit (memang ini judulnya, jangan ketawa!)

Tinunitnunitnunitnunit…
Fur Elise berbunyi setiap pagi
Tanda ku tuk mengawali hari
Menuju hari esok yang kucari

Tinunitnunitnunitnunit…
Setiap 45 menit berbunyi
Memaksa kami berpindah ke ruangan lain
Membuat kami bertemu teman senasib

Tinunitnunitnunitnunit…
Tiga kali berbunyi
Memecah rasa sunyi
Tanda kami harus pergi

Tinunitnunitnunitnunit…
Bunyi itu menanti
Untuk berbunyi esok hari
Menuju hari yang kunanti

Gue ngerasa tuh puisi udah yang paling oke dari gue. Tolong komennya ya?

Minggu, 09 Agustus 2009

Setiap cobaan pasti ada hikmahnya..

Kesannya klise banget ya judul gw ini. Tp itu benar dan gw sendiri merasakannya.
Bagi yg belum tahu, di penghujung Juni kemarin bokap gw kecelakaan di Bandung. Ini adalah cobaan terberat dibandingkan dgn cobaan yg selama ini gw alami.
Dan ternyata tentu saja ada hikmahnya:
1. Gw jd tahu tujuan hidup gw yg selama ini gw pertanyakan
2. Gw jd tahu fakultas apa yg tepat buat gw buat menuju tujuan hidup gw, yaitu FK.
3. Namun karena mahalnya biaya pengobatan bokap gw jadi tabungan orang tua gw berkurang, maka gw memutuskan untuk mengejar beasiswa full dalam dan/atau luar negeri (tolong doakan gw!)
4. Kakak kedua gw jadi rajin salat dan dekat dgn Allah. Fyi, sebelumnya dia 'mbedut' bgt kalo disuruh salat.
5. Keluarga gw jadi makin dekat
Mungkin postingan ini ga penting, tp gw ngerasa perlu untuk membagikannya. Satu hal yg gw saranin, setiap masalah PASTI ada hikmahnya, yang harus lo lakukan adalah keep positive thinking!

Rabu, 24 Juni 2009

Long holiday...


Yup.. lama2 bosen gue di rumah mulu. Kangen sama sekolah. tapi kan lagi liburan. hehehe...
Aneh ya? Dari kemaren2 gue lihat di TV beritanya tentang backpacker ke LN, bikin gue ngiri aja! jadi pengen backpackeran ke Eropa... seru kali ya?
Sekarang gue udah naik kelas 3 (insyaAllah), tapi kalau ditanya lagi mengenai jurusan apa yang mau gue pilih, gue juga bingung. Pasalnya kalau nggak ada tujuan dari awal bakalan susah. Hah..... Sekarang sih gue sedang berpikir untuk ambil psikologi, tapi apakah itu beneran keputusan yang baik? Terus kalau ditanya mau kuliah dimana, gue juga bingung. Masalahnya gue pengen di UGM, tapi nyokap gue nggak bolehin. Entahlah gue pusing!
Mungkin beberapa dari kalian pengen tahu gimana Gladys, my fave cousin!hehehe.... yang di foto yang pake baju putih celana item itu Gladys.
Sekarang dia lagi main di rumah gue, lagi liburan sih, jadi sering main ke rumah. Tapi yang lucunya, dia nggak mau di panggil Gladys, tapi maunya Jihan. entah nama dari mana itu. Terus kalau nakal, gue sering nakut-nakutin dia kalau di dalam lemari gue atau lemari apapun yang ada di ruangan itu, ada pocongnya dan kalau dia nakal pocongnya bakal keluar, hehehe... iseng banget ya? Tapi itu berhasil kok! Dia jadi diem. heheheehe

Senin, 15 Juni 2009

Long time no see!!!

Yup! lama nggak ngisi blog!
wehehehehe... bingung mau nulis apa. sebenarnya udah ada terusannya novel gue, tapi gue OL dilaptop kakak gue.
Oke, barusan gue blog walking dan nemu satu blog yang bagus buat otaku:
http://irreprehensible.wordpress.com/
Di situ lo bisa tahu ulasan beberapa manga atau anime. Hehehehe....
Kalian tau kenapa gue hiatus?? Hahaha... itu karena gue lagi sibuk main Travian! You should try this! It's sometimes fun and if you dont have an huge army, you'll suck!
Tapi kalau ngelihat source gue penuh, setelah di serang pun gue langsung seneng! teheee.... :)
Apa lagii ya???
Oya, ada desas desus kalau tahun depan KKR bakal bubar! Oh my gosh!!!!!!!!
Dan pas buka dasbor gue barusan dan tahu ada pengikut di blog gue, rasanya seneng deh!! hahahaha... thanks for Elsha Riani Panggabean!! My best friend!! Nyaha!!!

Sabtu, 09 Mei 2009

funny jokes

A couple of New Jersey hunters are out in the woods when one of them falls to the ground. He doesn’t seem to be breathing, his eyes are rolled back in his head. The other guy whips out his cell phone and calls the emergency services. He gasps to the operator: “My friend is dead! What can I do?” The operator, in a calm soothing voice says: “Just take it easy. I can help. First, let’s make sure he’s dead.” There is a silence, then a shot is heard. The guy’s voice comes back on the line. He says: “OK, now what?”
*****

Sherlock Holmes and Dr Watson go on a camping trip. After a good dinner and a bottle of wine, they retire for the night, and go to sleep.

Some hours later, Holmes wakes up and nudges his faithful friend. “Watson, look up at the sky and tell me what you see.”

“I see millions and millions of stars, Holmes” replies Watson.

“And what do you deduce from that?”

Watson ponders for a minute.

“Well, astronomically, it tells me that there are millions of galaxies and potentially billions of planets. Astrologically, I observe that Saturn is in Leo. Horologically, I deduce that the time is approximately a quarter past three. Meteorologically, I suspect that we will have a beautiful day tomorrow. Theologically, I can see that God is all powerful, and that we are a small and insignificant part of the universe. What does it tell you, Holmes?”

Holmes is silent for a moment. “Watson, you idiot!” he says. “Someone has stolen our tent!”
*****

Patient: “Doctor, I’ve got a strawerry stuck up my bum.”
Doctor: “I’ve got some cream for that.”
*****

Texan: “Where are you from?”
Harvard grad: “I come from a place where we do not end our sentences with prepositions.”
Texan: “Okay – where are you from, jackass?”
*****

An Alsatian went to a telegram office, took out a blank form and wrote:
“Woof. Woof. Woof. Woof. Woof. Woof. Woof. Woof. Woof.”
The clerk examined the paper and politely told the dog: “There are only nine words here. You could send another ‘Woof’ for the same price.”
“But,” the dog replied, “that would make no sense at all.”
*****

A patient says: “Doctor, last night I made a Freudian slip, I was having dinner with my mother-in-law and wanted to say: “Could you please pass the butter.” But instead I said: “You silly cow, you have completely ruined my life.”
*****

A woman gets on a bus with her baby. The bus driver says: “That’s the ugliest baby that I’ve ever seen. Ugh!” The woman goes to the rear of the bus and sits down, fuming. She says to a man next to her: “The driver just insulted me!” The man says: “You go right up there and tell him off – go ahead, I’ll hold your monkey for you.”
*****

A man and a friend are playing golf one day at their local golf course. One of the guys is about to chip onto the green when he sees a long funeral procession on the road next to the course. He stops in mid-swing, takes off his golf cap, closes his eyes, and bows down in prayer. His friend says: “Wow, that is the most thoughtful and touching thing I have ever seen. You truly are a kind man.” The man then replies: “Yeah, well we were married 35 years.”
*****

When NASA first started sending up astronauts, they quickly discovered that ballpoint pens would not work in zero gravity. To combat the problem, NASA scientists spent a decade and $12 billion to develop a pen that writes in zero gravity, upside down, underwater, on almost any surface including glass and at temperatures ranging from below freezing to 300 C. The Russians used a pencil.
*****

This woman rushed to see her doctor, looking very much worried and all strung out. She rattles off: “Doctor, take a look at me. When I woke up this morning, I looked at myself in the mirror and saw my hair all wiry and frazzled up, my skin was all wrinkled and pasty, my eyes were bloodshot and bugging out, and I had this corpse-like look on my face! What’s WRONG with me, Doctor!?”
The doctor looks her over for a couple of minutes, then calmly says: “Well, I can tell you that there ain’t nothing wrong with your eyesight….”
*****

Why do ducks have webbed feet?
To stamp out fires.
Why do elephants have flat feet?
To stamp out burning ducks.
*****

A general noticed one of his soldiers behaving oddly. The soldier would pick up any piece of paper he found, frown and say: “That’s not it” and put it down again. This went on for some time, until the general arranged to have the soldier psychologically tested. The psychologist concluded that the soldier was deranged, and wrote out his discharge from the army. The soldier picked it up, smiled and said: “That’s it.”
*****

A scientist and a philosopher were being chased by a hungry lion. The scientist made some quick calculations, he said “its no good trying to outrun it, its catching up”. The philosopher kept a little ahead and replied ” I am not trying to outrun the lion, I am trying to out run you”!
*****

Which day of the week do fish hate?…….
Fry-Day.
*****

Mungkin beberapa jokes yang ada disini yang garing atau nggak lo ngerti. But, try to have fun with it okay?!

Selasa, 05 Mei 2009

I found another funny web

Tadi gue iseng ke blognya Raditya Dika. Ada satu situs yang di link disitu, baca2 baca deh! kocak2! hehehehe
situsnya: namanya tolololpedia

Kamis, 30 April 2009

Sebut Satu

1.sebut 1 hal yg lagi km suka?
- komik

2.sebut 1 orang yg km benci bangettt?
- ada deehh

3.sebut 1 kejadian yg buat km nangis hari ini?
- nangis sih nggak, tapi pengen iya..

4.sebut 1 lagu yg selalu bisa buat km seneng?
- apaaa ya? tergantung mood tuh!

5.sebut 1 hal yg km pengenin sekarang?
- a lot

6.sebut 1 orang yg lage ad di deket km?
- Mba Yani(kakak gue)

7.sebut 1 orang yg lagi ngobrol ma km?
- wong lagi onlen..

8.sebut hewan yg paling km benci?
- bugs (hehehe... itu mah banyak ya?)

9.sebut 1 tempat yg km sering bgt kunjungi?
- sekolah (dibanding sama rumah, sekolah lebih sering! hehehe...)

10.sebut 1 makanan yg lagi km pengenin?
- hm... gordon bleu

11.sebut 1 buku yg lagi km baca?
- banyak nih!

12.sebut 4 temen yg selalu ada waktu km butuhin?
- teman? memang bisa ya teman di percaya?

13.sebut 1 org yg km kangenin?
- nenek gue

14.sebut 1 org yg menurut km paling bisa ngertiin km tanpa km ngomong?
- Kutch (kakak kedua gue)

15.sebut 1 merk baju yg sering bgt km pake?
- SERAGAM

---

- MENURUT KAMU -
1.menurut km ttg selingkuh gmn?
- it's a big no

2.menurut kamu tentang ML?
- nanti ya kalau sudah menikah saja!

3.menurut km ttg hape 3G?
- biasa ajah

4.menurut km tentang sahabat ?
- I dont believe in friends!

5.menurut km tentang pacaran beda agama?
- hihihihi... gapapa kali... cuma pacaran ini... untung-untung bisa bawa si dia masuk islam

6.menurut km tentang dugem?
- lagunya project pop

7.menurut km tentang hamil di luar nikah?
- haduh.... it's a big no

8.menurut km tentang hape?
- penting banget... tapi nyebelin kalu ada yang suka SKSD

9.menurut km tentang sahabat?
- kan udah dibilang, I dont believe in friends

10.menurut km tentang dokter?
- cita-cita gue, terutama dokter gila

11.menurut km tentang malam pertama?
- biasa ajah tuh

12.menurut km tentang pantai?
- panas

13.menurut km tentang pacar km sekarang?
- I'm single and very happy

14.menurut kamu tentang 9276 ?
- nomor togel ya?

Jumat, 17 April 2009

Sendiri... biarkan aku sendiri........

Tahu lagunya Sherina yang reffnya: "Sendiri...biarkan aku sendiri... sendiri...iii....uoh..uoh..."?
Tekadang dibanding mengobrol dengan teman, gue lebih milih sendiri. Tetapi beberapa orang malah salah mengartikannya, dibilang gue sombonglah, gue marah sama dialah, dan lain-lain yang gue nggak tahu. Padahal gue hanya sedang tidak mood untuk mengobrol, dan gue juga bingung mau ngobrolin apa, karena gue sudah memutuskan gue nggak akan terlalu membuka diri pada orang lain mengingat peristiwa sewaktu gue SMP dulu dimana gue pernah dikhianati sahabat gue sendiri(sebenarnya nggak seekstrem itu juga sih!). Tapi kalau sekarang gue inget kejadian itu gue jadi ketawa sendiri. Itulah yang jadi bahan pertimbangan gue.
Selain itu, gue salalu mengingat kalau kau tidak bisa bicara yang baik-baik, labih baik diam saja. Gue selalu nggak bisa mengontrol apa yang gue bicarakan, terutama ketika marah atau emosi.
Dan ada yang bilang kalau gue lagi diem aja nih, dia menanyakan, "La, lo lagi bete ya?". Mungkin karena muka gue yang lagi diem aja itu judes ya? tapi nggak kok! Gue hanya malas berbicara.
Makanya itu gue pernah berpikir, gue waktu SMP dan gue waktu SMA beda banget ya? Waktu SMP gue bisa mendebat, gue lumayan jago debat, apa yang ada dipikiran gue selalu gue ungkapkan, gue orangnya ceplas-ceplos. Tapi saat di SMA, gue lebih memilih untuk mengalah, gue jadi orang yang lebih pendiam, dan kalau ada orang yang presentasi gue selalu mengangguk mengerti saat gue bertanya, padahal kalau gue adalah orang yang sama seperti saat SMP, gue akan mencari kata-kata yang akan membuat orang yang sedang presentasi jatuh, ada kesenangan tersendiri saat lo dapat menjatuhkan teman lo itu, melihat mereka tidak bisa menjawab lagi, namun salah satu kejadian di SMA membuat gue jarang mendebat lagi, karena ada teman gue yang komentar, gue jadi nyebelin kalau mendebat. Ya sudah deh! bakat gue itu jadi hilang.
Gue pernah menang sekali waktu SMP mendebat ketua OSIS gue, saat itu rasanya puas banget. Gue merindukan hal itu lagi, tapi gue nggak mau jadi orang yang semua orang tahu rahasia gue. Gue nggak mau dikhianati teman gue lagi.
Jadi, kalau suatu saat gue jadi diam, nggak ngobrol sama lo, tolong biarkan gue sendiri, karena gue sedang tidak mood untuk mengobrol.

Senin, 06 April 2009

Pengaruh Buruk Televisi pada Remaja

Hmm... ini adalah tulisan yang gue buat waktu gue kelas... kelas berapa ya gue buat? Ah, gue lupa, intinya gue buat pas gue masih SMP. File ini gue temuin pas gue lagi mau ngerapiin file-file gue, nggak tahu masih up to date atau nggak, tapi ini adalah topik yang lagi hot-hotnya waktu dulu. I hope it's gonna be a good article for ya!


Siapa sih yang nggak kenal dengan TV? Pasti sudah akrab sekali dengan kotak yang ajaib ini kan? Pada bahasan kali ini tidak hanya penting untuk para remaja, tapi juga penting untuk para guru dan orang tua.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kamus bahasa indonesia yang sama dengan yang gue pakai sebagai referensi pada artikel iri, dengki dan sombong), yang dimaksud dengan televisi atau yang biasa kita sebut TV adalah penerima siaran berupa gambar dan suara sekaligus. Televisi merupakan alat yang memerlukan energi listrik yang mengeluarkan berupa audio dan visual yang paling akrab dengan masyarakat Indonesia dan paling digemari daripada sumber informasi yang lainnya. Televisi dapat memberikan kita berbagai informasi terbaru dan hiburan dari seluruh penjuru dunia. Televisi pada zaman sekarang tidak seperti televisi zaman dahulu yang hanya dimiliki oleh kalangan-kalangan elit. Pada zaman sekarang tua atau muda, kaya atau miskin rata-rata sudah memiliki sebuah televisi di rumahnya, bahkan tak jarang hampir di setiap ruangan akan ada televisi.

Sejarah televisi di Indonesia yang belumlah terlalu panjang. Televisi pertama kali mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1962 tepat pada saat pembukaan Asian Games (pesta olah raga negara-negara di Asia) yang keempat di DKI Jakarta yang dibuka oleh Presiden pertama kita, Ir. Soekarno. Kemudian pada tahun 1976, daya jangkau siaran televisi Indonesia diperluas sampai hampir di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mendapat siaran televisi setelah Satelit Palapa (satelit yang dibeli Indonesia dari luar negeri) diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto.

Perkembangan televisi memasuki tahap sangat "menghawatirkan" ketika pada tahun 1991, RCTI (salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia), mencabut keharusan pemakaian decoder bagi masyarakat yang mengaksesnya. Setelah itu tanpa terbendung lagi, banyak dan secara berturut-turut berdirilah stasiun-stasiun televisi swasta lainnya. Hingga sekarang di luar Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang milik negara, di Indonesia beroperasi lebih dari 10 stasiun televisi swasta (jika dibandingkan dengan Australia yang hanya lima stasiun televisi swasta dan Singapura yang memiliki enam stasiun televisi swasta, Indonesialah yang paling banyak memiliki stasiun televisi swasta), itu pun belum dihitung dari televisi kabel, antena parabola, dan stasiun-stasiun televisi di daerah-daerah. Tidak heran kalau kemudian televisi menjadi makanan sehari-hari sebagian besar masyarakat Indonesia.

Dari penelitian yang penulis lakukan, rata-rata remaja menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya pada hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4 hingga 5 jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa 7 sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SMA. Padahal waktu yang dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SMA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004). Padahal waktu yang boleh digunakan untuk menonton televisi hanya 7 jam per minggu atau 1 jam per hari. Jika sudah melebihi dari 1 jam per hari, akan berakibat pera remaja menjadi lelah mentalnya yang dapat membuat malas untuk belajar. Jika sudah malas, maka derajat bangsa Indonesia pun tidak akan naik di mata Internasional. 1 jam per hari itu pun dengan persyaratan harus menonton program-program yang memuat pelajaran dan informasi seperti berita dan film dokomenter (film-film seperti national geographic.

Di balik semua manfaat-manfaat televisi yang sangat kita perlukan, televisi memiliki banyak sekali kerugiannya bagi kita. Program-program yang ada di dalam stasiun televisi yang sekarang, banyak menampilkan adegan kekerasan (sadisme), percintaan remaja, pergaulan bebas/free sex, matrealisme (ajaran yang mengajarkan bahwa di dunia ini yang terpenting adalah kebendaan), hedonisme (pandangan hidup yang beranggapan kesenangan dan kenikmatan hidup adalah tujuan utama dari hidup), pemerkosaan, dan pembunuhan yang dapat membahayakan moral para penerus bangsa Indonesia. Malahan, sekarang hal-hal yang seperti itu sudah menjadi hal yang normal di masyarakat sekitar. Masyarakat Indonesia sudah tidak aneh lagi melihat kemaksiatan yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat. Pergaulan bebas/free sex, tawuran, penodongan, dan pemakaian baju yang “you can see” yang bisa mengundang nafsu birahi para lelaki yang saat ini banyak terjadi di kalangan remaja merupakan fakta dari pengaruh buruk televisi yang tidak dapat dibantah lagi. Mungkin jika seorang anak menonton adegan kekerasan, dia tidak akan mengikutinya saat ini, tapi lambat laun akan si anak akan mempraktekannya dan karakternya akan menjadi keras. Kita bisa ambil contoh pengaruh buruk televisi dari harian Republika edisi 12 Juni 2005 yang pernah memuat seorang remaja yang bernama Maliki yang meniru sebuah adegan bunuh diri dalam film India yang mengakibatkan dirinya tewas gantung diri. Selain itu, berdasarkan pengalaman penulis, bahwa sebut saja si A yang sering menonton program “smack down” yang mempraktikkan jurus-jurus smack downnya pada salah satu temannya.

Melihat berdasarkan pengaruh-pengaruh negatif yang tadi sudah disebutkan, televisi dapat dikatakan menjadi alat penghancur moral bangsa Indonesia agar semakin terpuruk oleh orang-orang yang tidak ingin menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara maju. Selain itu, televisi juga dapat mengakibatkan hilangnya budaya bangsa Indonesia. Contoh nyata adalah banyak orang yang lebih memilih menonton televisi daripada menonton wayang yang mengakibatkan banyak dalang (orang yang menjalankan para tokoh pewayangan) yang tidak menjalani dunia pewayangan lagi karena tidak laku.

Banyak remaja yang dengan sengaja menunda ibadahnya hanya demi televisi, banyak remaja lebih memilih menghapal lagu yang ditayangkan di televisi daripada pelajaran atau Al-Qur’an, dan banyak remaja yang berani melawan orang tuanya karena meniru adegan yang mengandung kekerasan. Hal-hal mengenai pahlawan super yang dapat menyelesaikan masalah dalam waktu yang singkat malah akan membuat kita berangan-angan yang akhirnya tidak mau berusaha untuk lebih maju. Penelitian yang dilakukan Yale Family Television menyebutkan anak-anak yang menyaksikan program fantasi kekerasan cenderung kurang kooperatif, kurang baik dalam bergaul, kurang gembira, kurang imajinatif, serta angka IQ-nya rendah. Pecandu televisi juga pada umumnya sering gelisah dan memperlihatkan beberapa masalah di sekolah

Tayangan tentang infotaiment (informasi tentang dunia hiburan) pun harusnya tidak boleh ditayangkan karena kita telah membicarakan keburukan-keburukan entertainer (orang yang menghibur) dan juga itu membuat si entertainer menjadi riya (beribadah karena ingin dipuji orang) bukan karena tulus ikhlas. Hal itu jelas sekali ditentang oleh agama. Melihat pengaruh buruk televisi seperti diatas, wajar jika televisi disebut “berhala” bahkan sudah menjadi “agama baru” di Indonesia. Dilihat dari kesehatan, kebanyakan menonton televisi pun, mata akan menjadi cepat lelah yang jika tidak diberi pasokan vitamin A yang cukup, akan merusak mata.

Televisi memang tidak bisa kita bilang haram dan dosa jika menonton programnya, karena dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat bergantung pada televisi untuk mengtahui perkembangan berita terbaru dari seluruh pelosok dunia. Tapi, kita masih bisa untuk tidak terlalu bergantung dari televisi dengan beberapa cara. Pertama, mengurangi waktu untuk menonton televisi, usahakan setiap hari hanya 1 jam menonton televisi. Bisa dibantu dengan mengikuti organisasi-organisasi yang baik, ekstrakulikuler, atau kursus. Kedua, meningkatkan iman dan takwa, jika kita sudah tahu nilai-nilai agama, maka kita tidak akan berani untuk menonton program-program yang tidak layak untuk ditonton. Ketiga, lebih memilih mengetahui berita dari surat kabar, kita harus berpikiran positif tidak selamanya membaca surat kabar tidak menguntungkan. Kita bisa lihat contoh nyatanya pada seorang tukang loper/penjual koran yang berhasil mendapatkan uang sebesar Rp 500.000.000,00 dari kuis “who want to be a milloner” karena dia rajin membaca koran. Keempat, selektif dalam memilih acara yang ditonton, kalau memang sudah tahu acara tersebut tidak layak ditonton, jangan malah terus menontonnya. Gantilah dengan acara yang tidak mengadung kekerasan dan membantu kita untuk belajar. Kelima, peran serta dari orang tua dan guru yang membantu.

Peran serta orang tua juga sangat besar untuk mengurangi pengaruh buruk televisi pada remaja. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan para orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya dalam menonton program televisi yang pantas untuk ditonton. Pertama, proaktif bertanya seperti apa program kesukaan dari anaknya sebagai cara untuk mengidentifikasi acara-acara favorit anak itu layak untuk ditonton atau tidak. Kedua, proaktif melihat. Orangtua tak cukup hanya mengetahui acara favoritnya dari pengakuan si anak bisa saja si anak bohong. Ketiga, membuat kesepakatan. Dibuat kesepakatan antara orang tua dengan anak tentang apa saja acara yang layak dan tidak layak ditonton, kapan waktu boleh menonton televisi, waktu belajar, waktu tidur, waktu ibadah, mandi dan sebagainya. Orang tuanya pun harus diberi kesepakatan agar tidak menyalakan televisi saat si anak sedang belajar. Kelima, mendampingi menonton. Usahakan untuk dapat selalu menemani anak menonton program televisi yang disukainya agar bisa langsung memberi saran agar tidak mencontohnya atau bisa langsung mengganti saluran televisi jika acara tersebut sudah mulai mendekati dengan kekerasan. Keenam, mencari alternatif lain. Untuk mengehentikan anak menonton televisi, tidak ada salahnya jika orang tua memberikan tontonan atau bacaan alternatif seperti DVD atau komik yang mendidik.

Sedangkan untuk peran serta dari sekolah atau guru, selain kegiatan ekstrakulikuler, guru atau sekolah sebaiknya mulai memprogramkan untuk mengajak anak-anak berkunjung ke salah satu stasiun televisi atau ke lokasi syuting tertentu agar mereka tahu bagaimana cara pembuatan film dan tahu bahwa semua itu adalah sebuah rekayasa belaka. Sampai saat ini, stasiun televisi yang sudah mengadakan acara kunjungan bagaimana membuat film hanyalah stasiun televisi swasta “Lativi”. Dan jika ada murid yang bertanya kepada tentang hal-hal seperti narkoba atau free sex, harus di jawab dengan sejelas-jelasnya. Karena umur-umur remaja adalah umur di mana rasa keingintahuan tentang segalanya meningkat.

Mudah-mudahan pemerintah negara Indonesia tidak dengan mudahnya melulussensorkan film-film yang mengandung kemaksiatan dari dalam maupun luar negeri. Seharusnya opini dari Ustd. Jeffri Albukhori di dalam salah satu ceramahnya di dalam salah satu tabligh akbar yang dihadiri penulis, untuk selektif mengangkat seseorang menjadi salah satu anggota badan lulus sensor.

Sekarang saatnya pandangan tentang televisi harus diubah. Tidak akan ada gunanya bagi kita, jika terus-menerus mengutuk dan menghujat televisi sebagai biang kerusakan moral dan kepribadian remaja. Kini saatnya memanfaatkan pengaruh positif televisi sebagai medium pembelajaran dengan maksimal.

Di sisi lain, televisi selamanya akan tetap ada dan akan terus mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosi dan jiwa anak. Sebagai konsumen, orangtua, anak, atau guru harus melek media (orangtua, anak atau guru harus cakap mengoperasikan media, cakap membaca simbol-simbol di belakang makna tayangan, cakap mencari, memilih dan memilah media, serta kalau bisa cakap memproduksi tayangan atau program televisi) agar tidak salah memilih program yang terbaik. Pada dasarnya pengelola stasiun televisi juga akan rugi sendiri bila tayangannya tidak ditonton pemirsanya.

Nah, sekarang sudah tahu kan pengaruh buruk televisi pada remaja seperti kita? Mulai sekarang kalau bisa, terapkanlah tips-tips yang tadi di sebutkan. Walaupun sudah terlambat, tapi bisa dimulai dari sekarangkan? Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan? Jadilah penerus bangsa yang berpendidikan dan beriman tebal agar bangsa Indonesia bisa menjadi lebih baik dari sekarang.



Oke, itu semua yang gue tulis dengan beberapa editan, semoga bermanfaat!

Minggu, 29 Maret 2009

Klaustrophobia!

di tivi2,sering bgt ada adegan klaustrophobia.itu lho fobia sm ruang tertutup!nah,hari ini,terutama barusan,gw mengalami klaustrophobia.
Ceritanya gini, hari ini gw dan keluarga gw pergi ke Depok, mau lihat rumah yang mau di beli kakak gw.Rumahnya ya..lumayan lha..dket UI!gw udah ngebayangin,nanti pas gw udah kuliah di UI (amin..),gw bakalan tinggal di rumah kakak gw. kalo mau ke UI tuh deket banget! Jalan kaki aja nyampe kali!
Habis lihat rumah,kita ke rumah Kak Emi,kakaknya Mas Arief,buat silaturrahmi. Kita parkirnya di ramayana lho! Soalnya rumahnya kak Emi jalanannya ga muat buat mobil!
Dari rumah kak Emi,sebelum pulang, kita mampir dulu ke ITC depok,mau makan di D'cost. Ternyata pelayan yang di D'cost cabang ITC depok tuh bodoh-bodoh! Mulai dari makanannya lama lah, udang pacet gue hampir aja gak di hidangkan lah, sup seafood nyokap gw yang lama dan di cancel karena kita udah mau pulang malah akhirnya dianterin pas nasi dan minuman udah abis!pokoknya saran gw,jangan makan d D'cost ITC depok!
Habis makan, kita balik ke mobil, kakak gw dengan sotoynya, masuk ke tangga darurat (waktu itu kita cm beda 1 lantai sama mobil yang di parkir di tengah2 antara lantai 2 dan lantai 1). Dia bilang, "lewat sini aja,lebih deket!". Ya gw sih manut aja, emang tadi kita parkir di deket tangga darurat. Gw masuk dengan urutan, kakak gw (Mba Yani), mba fitri, Mas Arief, nyokap gw, gw,trs trakhir bokap gw. Pas gw kasih pegangan pintunya ke bokap gw, kakak gw teriak2 ga jelas ke gw. Gw pikir,ah,apaan sih!?ga jelas. Akhirnya gw samperin kakak gw,dan gw baru tau,dia bilang apa.
Mba Yani:la,pintunya jangan di tutup! Yah..kok di tutup!
Pas di lihat,bokap gw dengan tampang ga tau apa2 udah nutup pintunya. Jadilah kita ke kurung di situ, semuanya pada nggak tahu kalau tangga darurat th ga bs di buka dari dalem. Gw panik! Hal pertama yang terlintas di pikiran gw adalah:mati gw! Ceritanya mirip banget sih sama Meteor Garden! Gw udah teriak2 histeris. Mba Yani coba turun ke bawah,bokap gw coba naik ke atas. Untungnya,di lantai ter..atas a.k.a. Atap, ada satpam yang jagain pintu teratas terbuka. Satpam tersebut dengan baik hati menunjukan jalan keluar. Terima kasih pak satpam!
Ternyata penderitaan kita nggak habis sampai di sini, diantara kita ga ada yang ngapalin lantai mana kita parkir!akhirnya kita jalan di basement naik turun buat nyari mobil,sumpah,capek banget!!
Akhirnya kami sampai dengan napas terengah2 seperti orang naik gunung. Di dalam mobil,semua orang terdiam,terlalu capek untuk mengobrol!
Ya,gw rasa sekian dulu.gw ngantuk! Pesan gw kali ini,jangan ketawain orang yang klaustrophobia! Klaustrophobia tuh bener2 ga enak!

Sabtu, 07 Maret 2009

minggu terburuk gue!

hmm... udah lama juga gue nggak nulis. Jujur gue lagi frustasi, tertekan, depresi, huaaaa.... rasanya tuh pengen nangis aja!seminggu ini gue sedang tidak mood untuk belajar. Alhasil gue hanya malas-malasan.*hmm, kapan sih gue nggak malas?* dan puncaknya tuh hari ini.
Hari ini rencananya pokja gue mau buat kompos, namun karena ada acara ltub jadinya pada nggak bisa!!huhuhuhuhuhu.......... gue tuh rasanya pengen nangis aja kalau ingat tekanan yang diberikan oleh ketua organisasi gue. hmm... gue nggak mood buat nulis apa-apa yang penting, mendingan gue iseng aja lah ngisi ini, kayak DNA!Kalau menurut lo nggak penting, nggak usah dibaca! langsung close jendela ini!

001. Real name ? Latifah Yulia
002. Like it ? Yup
003. Nickname(s)? Lala
004. Status ? Searching
005. Zodiac sign ? Capricorn
006. Male or female ? Female.
007. Elementary ? SDN Penggilingan 07 Pagi
008. Middle School ? SMPN 236 Jakarta
009. High School ? SMAN 81 Jakarta
010. Hair color ? Black, as black as sky in the night
011. Long or short ? very short. Pixie haircut
012. Eye color ? brown
013. Weight ? tahukah kamu menanyakan berat bada pada seorang lady itu tidak sopan?
014. Height ? 160 cm lebih kurang lha.........
015. Righty or lefty ? Righty
016. Loud or Quiet ? semuanya!
017. Sweats or Jeans ? Jeans
018. Phone or Camera ? Phone
019. Health freak ? nope
020. Piercings ? Yang di kuping itu termasuk nggak??
021. Do you have a crush on someone ? nope
022. Eat or Drink ? drink
023. Purse or Backpack ? purse
024. Tattoos ? mais non!
025. Do You Like Yourself ? of course
026. Current worry ? tentang tugas gue di organisasi

THIS OR THAT:
027. Orange or Apple Juice ? Apple
028. Night or Day ? Malem
029. Sun or Moon ? Moon
030. TV or Internet ? Internet
031. PlayStation or XBox? PS
032. Kiss or Hug ? hug
033. Iguana or Turtle ? Turtle
034. Spider or Bee ? spider
035. Fall or Spring ? Spring
036. Limewire or iTunes ? itunes
037. Soccer or Baseball ? Baseball

FIRSTS:
038. First surgery ? nggak pernah
039. First piercing ? Ears
040. First best friend ? Lona Amalia. Hmm sekarang bagaimana ya kabarnya?
041. First Sport ? hmm... running?
042. First award ? gak inget
043. First crush ? hmmm... *lupa*
044. First pet ? Belalang sembah
045. First big vacation ? Keliling p.Jawa
046. First big birthday ? When I was 10.

CURRENTLY:
047. Eating ? nope
048. Drinking ? Non
049. I'm about to ? meneruskan Harvest Moon
050. Listening to ? my heartbeat
051. Singing ? nope
052. Typing ? postingan ini
053. Waiting for ? my time to be a success woman
YOUR FUTURE:
054. Want kids ? of course
055. When ? when I have a husband
056. Want to get married? Yup
057. When ? about 25 years old
058. Where Do You Want To Live ? Tokyo and Paris!
059. Careers in mind ? dokter or diplomat
060. What Did You Want To Be When You Were Little ? dokter *pasaran!!*
061. Mellow Future Or Wild? wild
062. Something You Would Never Try ? mendekati larangan-Nya

WHICH IS BETTER WITH GIRL/BOY?
063. Lips or eyes ? Eyes
064. Shorter or taller? Taller
065. Romantic or spontaneous ? Romantic
066. Nice stomach or nice arms ? Arms
067. Sensitive or loud? sensitive
068. Hook-up or relationship ? Relationship
069. Trouble maker or hesitant ? Neither.
070. Hugging or Kissing ? Hugging
071. Tan Skinned or Light ? hmmm *bingung*
072. Dark or Light Hair ? Dark
073. Muscular or Normal ? normal
HAVE YOU EVER:
074. Lost glasses/contacts ? nope
075. Ran away from home ? pernah, tapi cuma sehari. besoknya langsung balik.
076. Held a gun/knife for self defense ? mais non!
077. Killed somebody ? nope, tapi pernah berfikir seperti itu, ingin membunuh seseorang.
078. Broken someone's heart ? iya
079. Been arrested ? nope
080. Cried when someone died ? Alhamdulillah blm pernah
081. Kissed A Stranger ? Nggak
082. Climbed Up A Tree ? pernah waktu kecil dulu kayaknya
083. Liked A Friend As More Than A Friend ? hehehe......

DO YOU BELIEVE IN:
084. Yourself ? always try
085. Miracles ? yup
086. Love at first sight ? yup
087. Heaven ? yup
088. Santa Claus ? NGGAK!!
089. Kiss on the first date ? nope

ANSWER TRUTHFULLY:
090. Is there one person you want to be with right now ? nope, lagi pengen sendiri
091. Do You Like Someone ? suka sebagai?teman? pacar? keluarga? saudara? yang jelas dong pertanyaanya!
092. Are you seriously happy with where you are in life ? sometimes not
093. Do you believe in God ? 100%

LASTS
094. Recieved/Sent Text Message ? my sister
095. Received Call ? my sister
096. Call Made ? my sister
097. Comment On MySpace ? nggak punya myspace
098. Missed Call ? rumah?
099. Person You Hung out With ? Opy
100. Post as 100 truths and tag : siapa aja yang mau dan iseng

Rabu, 18 Februari 2009

Pesan Bumi Pada Hari Bumi

Sebenarnya gue sedang blogwalking sekalian mencari tahu mengenai hari bumi, maklum gue sekretaris pokja pertanian dan pertamanan, namun gue menemukan sesuatu yang bagus, silahkan dibaca:

Andaikan bukan lima milyar manusia menghuni bumi, melainkan
lima milyar harimau; tidak ada jarak seratus meter pun di Pulau Jawa tanpa anda bertemu seekor harimau. Apa anda tidak akan mengalami trauma/frustrasi dihantui begitu banyak harimau?

Bagi umat bumi yang beruntung tidak dibudidayakan, melihat manusia ibarat melihat harimau yang lebih harimau daripada harimau yang sebenarnya; karena “manusia harimau” ini tidak puas memakan daging saja, melainkan juga hasil tumbuh-tumbuhan, ya buah, daun, bunga, kayu bahkan juga bahan bakar, logam, plastik, semen, beton dan lain-lain lagi.

Bayangkan, untuk memenuhi kebutuhan lima milyar “manusia harimau” itu, betapa banyak makhluk bumi harus dibudidayakan (baca: dicalon-korbankan), diburu, ditembak, dijerat, dijaring, dipancing, dibabat, digergaji,…. Perut bumi pun dibor dan diledakkan. Dan pengotorannya tidak tanggung-tanggung mencemari tanah, sungai, laut, udara bahkan menyebabkan hujan asam, merusak lapisan
ozon di atmosfer dan meningkatkan suhu bumi.

Jika dibiarkan, dalam tahun 2025 menurut ramalan, umat manusia akan mencapai jumlah 8,5 milyar. Naik sekitar 3,5 milyar dalam 35 tahun menuju malapeta­ka dimana bumi berikut umat insan akan meratap dan berkabung.

Sebaliknya, andaikan bukan kenaikan melainkan penurunan 3,5 milyar jumlah penduduk itu bisa diwujudkan, bumi dan umat insan akan berseri. Begitulah pesan bumi.

Sadar akan “menghamanya” umat manusia, di Indonesia, terutama di kota-kota besar yang padat penduduk, pasangan-pasangan subur sibuk ber-KB untuk menurunkan jumlah populasi sampai serendah-rendahnya. Memang lebih baik, daripada menurunkannya melalui peperangan atau membiarkan orang-orang mati konyol melalui kelaparan atau penyakit. “Satu anak saja demi masa depan tanpa polusi, tanpa kemacetan lalu-lintas, tanpa pengangguran, tanpa kemiskinan, tanpa harus hidup berhimpit dalam kampung kumuh/rumah susun, tanpa transmigrasi, tanpa penggusuran, tanpa cemas kehamilan, tanpa pengguguran,…”

Begitulah semboyan mereka. Semoga menjadi kenyataan.

Kompas, 29 April 1990.


Yah... semoga saja ini bisa menjadi renungan kita untuk membuat bumi ini lebih baik. Jujur, gue mulai merasa resah dengan bahaya yang menghadang kita kalau kita nggak tanggulangi dari sekarang. Proker pokja gue salah satu adalah adopsi pohon, ini yang membuat gue blogwalking hari ini.

Gue sangat berharap sekali proker itu bakalan berjalan, tapi gue pesimis, gue takut, untuk menjalankannya. Entah kenapa. apakah alasannya masuk akal? gue juga nggak tahu. KKR sekarang sedang mempersiapkan proker besar bersama. Melihat betapa ribet dan ribet (sama ajah ya?) nya persiapannya, gue jadi pesimis.

Alasannya, KKR sajah yang punya anggota kalau semuanya digabungin ada banyak, masih keribetan untuk membuat acara ini, apalagi nanti kalau pokja gue mau buat acara adopsi pohon di hari bumi? (FYI: Hari Bumi: 22 April)

Kami hanya berenam. Gue dan ketua gue masih awam di bidang ini. Dua teman gue yang sudah berpengalaman dibidang ini tahun lalu tidak dapat terlalu aktif mengingat banyaknya tugas mereka, dan dua orang lagi adalah anak kelas X, junior gue, yang sama aja sama gue dan ketua gue, awam.

Gyaaaa.... gue bingung, resah, gelisah, pesimis, takut, dan lain-lain. gue tahu seharusnya gue nggak merasa seperti ini, tapi gue nggak bisa menemukan hal yang dapat membuat gue tenang. Ada yang bisa membantu?

Minggu, 08 Februari 2009

You and You : empat

Hffff kuping gue panas. Kaki gue kesemutan. Gue ngantuk banget. Tapi masih ada tugas. Dasar papa! Nggak tahu apa anaknya lagi banyak tugas!? Dasar tramtip!
Aku baru saja melewatkan dua jam diceramahi papa tantang pentingnya ini lah itu lah dan bla bla bla. Dengan langkah gontai aku masuk ke kamar dan langsung menjatuhkan tubuhku ke ranjang yang sangat nyaman itu. “I’m a big big girl in a big big world. It’s not a big big thing if you leave me”
Siapa sih yang telepon!? Gue lagi capek banget nih! Dengan malas kusambar handphoneku yang ku letakkan di meja belajarku. Aji. Nama itu terpampang di layar handphoneku. Oh iya, gue kan tadi bilang sama Aji kalau udah nyampe harus nelepon gue. Ku angkat telepon itu dengan sigap.
“Halo? Assalamualaikum” sapa Aji diseberang.
“Waalaikum salam”
“oh, thanks god! Mea, kamu kemana aja sih? Dari tadi aku telepon kamu terus tapi nggak ada yang angkat. Kamu nggak apa-apa kan?”
“Eh, maaf, Ji. Tadi…. Habis bantuin mama cuci piring sama bebenah sedikit. Kan kamu tahu di rumahku nggak ada pembantu” jawab Mea berbohong. Padahal boro-boro mencuci piring, apalagi bebenah, Mea nggak pernah melakukan hal itu. Kalau pun dia melakukannya, semuanya tidak akan berjalan sempurna. Mencuci piring, kalau nggak pecah piringnya ya masih bersabun, nggak bersih membilasnya. Bebenah, menyapu saja nggak becus, apalagi mengepel, bukannya bersih, malah dibuat banjir.
“oh, begitu? Maaf, habis kamu nggak angkat teleponku. Aku jadi khawatir”
“Iya, maaf sudah bikin kamu khawatir. Ehm… ee….” jawabku. Aku bingung mau mengobrol apa lagi sama Aji. Setiap bersama Aji aku nggak tahu harus ngomong apa. Wibawanya membuatku ciut dan segan kalau ingin bercanda. Dia orangnya terlalu serius sih! Akhirnya kami hanya diam.
“Udah dulu ya, Ji? Aku masih harus mengetik elpeje. Masih ada yang belum. Kalau nggak ku selesaikan nanti Ama ngomel-ngomel. Hehehe”
“Ya, sudah, jangan terlalu malam ya tidurnya? Jangan memaksakan diri. Good night princess”
“Good night juga prince”
Dan pembicaraan pun berhenti. Aku berjalan ke arah komputer usangku dan menyalakannya. Sambil menunggu komputerku siap digunakan, aku melihat handphoneku, gila! Aji miskol sampai 40 kali. Dan ada 4 sms darinya, menanyakan kabarku serta satu sms dari Luqman.

Mey, gue udh sampe. Nggak usah khawatir. Malam.

Bagus deh Luqman udah sampai. Jadi aku nggak harus mengkhawatirkannya lagi. Now, I’m gonna to finished my job.
---
Tempat ini lagi? Sebenarnya ini dimana sih? Kulihat sekelilingku, sama seperti sebelumnya, terhampar padang rumput dengan bunga-bunga indah dengan warna-warni yang menarik hati, terdapat sebuah tebing besar menganga dengan ketinggian yang tidak kuketahui kedalamannya, aku tetap tidak dapat melihat ujungnya. Namun bedanya, kali ini tidak ada siapa pun disini kecuali aku.
Tempat apa ini sebenarnya? Kebun kupu-kupu, kata Aji? Tapi dimana itu? Kenapa aku merasa tak asing dengan tempat ini? Aku mulai berjalan-jalan mengelilingi kebun itu. Mencari tahu nama daerah tempat itu, saat dari balik badanku, seseorang memanggilku.
“Hey! Kamu mau kemana? Ayo kesini!” panggilnya. Aku membalikkan badan dan melihat Luqman tersenyum dan melambai-lambaikan tangannya. Senyumnya berbeda sekali dengan senyum yang biasanya kulihat di wajahnya. Matanya bersinar ceria, dan senyumannya itu, sangat tulus dan lebih ceria. Aku menghampirinya.
“Luqman? Kenapa kamu ada disini?”
“Lho? Kan kita janjian mau menghabiskan siang ini dengan melihat awan, seperti biasanya kan?”
“Kita? Hanya berdua?”
“Ya nggak lah! Sama Aji juga. Tapi kemana tuh orang?! Dasar jam karet!”
“Aji?”
“Iya. Ah itu dia!” katanya dan menunjuk ke satu arah.
“Yo bro! Maaf gue telat!” serunya dan menonjok pundak kiri Luqman, tanda salam yang biasa dilakukan teman ku yang cowok saat SMP. Dan Luqman membalasnya lalu mereka terbahak bersama. Apa sih sisi lucunya?
“Maaf juga ya putri, harus lama menunggu pangeran datang” katanya padaku.
“I..iya nggak apa kok”
Mereka pun berjalan di depanku. Aku hanya bisa terdiam. Aneh melihat mereka berdua sangat akrab. Beberapa kali mereka tertawa bersama dan bercanda. Semuanya terlalu aneh, terutama Aji, aku tidak pernah melihatnya tertawa begitu lepas dan bercanda. Sebenarnya tempat apa ini?

Trit......trit........trit.......
Suara alaram di handphoneku membangunkanku dari tidurku. Aku bangun dan terduduk. Mengumpulkan kembali nyawaku yang masih melayang-layang, sambil sesekali menguap dan meregangkan tubuh.
Mimpi itu lagi. Namun sekarang ada Luqman. Apa sih maksud dari semua itu? Kira-kira kalau gue cari di google ada nggak ya yang namanya kebun kupu-kupu? Nanti deh ku coba di sekolah! Hehehe.. kan gratisan.
---
“Hhhh…. Kok nggak ada ya?” tanyaku bicara sendiri. Saat ini aku sedang mencari informasi tentang kebun kupu-kupu di sekretariatan OSIS dengan menggunakan laptop Ita.
“Nyari apa, Mey? Kebun kupu-kupu?” tanya seseorang dari balik punggungku. Dengan sigap aku berbalik.
”Eh, Aji. Jangan mencuri pandang gitu dong!” seruku, malu, dan dengan terburu-buru menutup laptop Ita.
”Maaf, tapi kamu tahu dari mana kebun kupu-kupu?” tanya Aji. Wajahnya tegang dan gelisah.
Sebelum menjawab pertanyaannya, aku memandang ke sekeliling kami, Ama dan Ani sedang mengerjakan elpeje OSIS di depan pintu kesekretariatan dan hanya ada aku serta Aji di dalam ruangan.
”Ehm...” jawabku berpikir. Kalau gue jujur apa nggak diketawain Aji ya? Jadi malu nih!
”Ya?”
”Dari mimpi”
”......” Aji hanya terbengong memandangku, tidak percaya.
“Iya. Ah, udahlah! Aku juga bakalan mengira kamu nggak mungkin percaya!”
”Bisa bicara sebentar? Di luar?”
“Oke” kataku dan mengikutinya.

Aji berjalan di depanku. Mencari kelas yang kosong dan jauh dari keramaian. Saat melewati depan kantin, kami melihat Luqman dan teman-teman kelas satunya sedang tertawa terbahak-bahak, jadi ingat tawanya Luqman di mimpi, beda banget.
”Luqman!” panggil Aji. Dan tawa mereka semua berhenti. Luqman dengan kalem menghampiri Aji, dia mengerutkan keningnya saat melihatku di belakangnya.
”Kenapa? Tumben lo manggil gue!” bisiknya.
“Ikut gue yuk! Ada yang mau gue omongin bertiga!”
Luqman hanya mengangguk dan kami berjalan beriringan di belakang Aji. Luqman memandangku penuh tanya, namun aku hanya dapat mengangkat bahu, tidak mengerti. Setelah berjalan hampir mengelilingi seluruh sekolah, akhirnya Aji memilih ruang kelas biologi yang terpencil dan terdengar angker untuk bicara. Dia masuk duluan disusul denganku dan Luqman terakhir sekaligus menutup pintunya.
Aji duduk di meja guru, aku mengambil kursi dan duduk berhadapan dengannya yang membelakangi papan tulis yang bersih, sedangkan Luqman hanya berdiri dengan kedua tangan di saku.
“Ada apa sih?” tanya Luqman yang memecah keheningan.
“Tadi Mea mencari informasi di google” jawab Aji singkat.
“Terus?” tanya Luqman memberikan ekspresi ‘emang-penting-ya?’
”Biar Mea yang cerita” perintah Aji. Hih! Nih anak! Cerita ama lo aja udah bikin gue malu! Apalagi cerita sama Luqman! Bisa diketawain banget!
”Ayo, Mey cerita, biar Luqman tahu” perintah Aji untuk kedua kalinya saat aku hanya terdiam.
”Aku mencari informasi di google tentang kebun kupu-kupu” jawabku sembari memandang lantai, malu melihat ekspresi Luqman, pasti aku malu-maluin banget.
”Kamu tahu nama itu dari mana?” tanya Luqman kaget.
”Mimpi” kata Aji yang menjawab kali ini.
”Mimpi? Lo pernah kasih tahu, Ji?”
”Nggak, gue nggak pernah cerita ke siapa pun”
Apaan sih mereka ini? Kesannya gue udah tahu sesuatu yang sangat rahasia itu. Awas aja kalau aku disuruh menceritakan keseluruhan mimpi itu. It’s a big no!
”Kebun kupu-kupu yang lain kali, Ji!” seru Luqman mengusulkan.
”Mey, coba deskripsikan seperti apa kebun itu dalam mimpimu?” pinta Aji.
”Terhampar padang rumput dengan bunga-bunga indah dengan warna-warni yang menarik hati, terdapat sebuah tebing besar menganga dengan ketinggian yang tidak kuketahui kedalamannya, aku tidak dapat melihat ujungnya” jawabku.
”Apa yang kamu lakukan disana?” selidik Luqman.
Ini nih yang gue benci. Nanya ngapain disana! Masa gue bilang gue ketemu mereka! Bisa kegeeran mereka!
”Awalnya aku hanya berjalan-jalan, karena sendirian di kebun itu, lalu tiba-tiba kamu muncul, Man”
”Aku?”
”Iya, kamu bilang kita, aku, kamu, dan Aji, mau menghabiskan siang itu di tempat itu dengan melihat awan, iya, ada Aji disana, datang tak lama setelah kamu muncul, yang aneh, kalian berdua terlihat sangat akrab, seperti sahabat karib!” jelasku.
Wajah mereka berdua jadi tegang, gelisah. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing, sedangkan aku hanya dapat menunggu salah satu dari mereka bersuara.
”Kamu udah mulai mimpi itu baru atau sudah pernah sebelumnya?” tanya Aji.
”Sebelum hari pertama sekolah pada saat MOS, dan semalam yang terakhir, namun pada mimpi sebelum hari pertama sekolah hanya ada kamu dan aku” jawabku pada Aji.
Wajah mereka tambah menegang dan gelisah. Keheningan yang muncul membuatku merasa bersalah, rasanya bagaikan berada dihadapan pengadilan dan menunggu vonis hukuman eksekusi matiku. Ketegangan yang keluar dari wajah mereka membuatku ikut tegang pula.
”Apa ada yang dapat menjelaskannya padaku?” tanyaku akhirnya memecah keheningan. Mereka berdua langsung memandangku, lalu saling pandang.
”Mmm, begini ya, Mey, kami nggak tahu gimana bisa begitu, tapi, kebun kupu-kupu itu tempat kami, aku, Aji, dan.... Risa bermain, kami memang biasa melihat awan bersama-sama, terkadang bermain layang-layang”
”Ke... kenapa bisa aku memimpikannya?” tanyaku gugup.
”Entahlah. Hanya aku, Luqman dan Risa yang tahu tempat itu, tempat itu sama persis seperti yang kamu dekripsikan, dan kebiasaan kami juga sama seperti yang kamu sebutkan tadi. Kami belum pernah membicarakan hal ini sebelumnya pada siapa pun”
”Aku... aku... juga nggak tahu kenapa bisa begini, eh, halo?” jawabku pada hapeku yang tahu-tahu berdering disaat yang tidak tepat.
”Oke, oke, gue kesana!” kataku menutup telepon.
”Siapa, Mey?” tanya Luqman.
”Ama, marah-marah karena gue hilang, dia perlu bantuan, bisa kita tutup diskusi kita yang tanpa akhir ini?” tanyaku. Aji mengangguk, Luqman hanya menunjukkan ekspresi ’ya-mau-gimana-lagi?’ dan aku langsung keluar dari ruangan itu terburu-buru menuju sekretariatan OSIS.
---
”Pokoknya, Mey, nih elpeje sisanya harus lo selesein, nggak banyak kok! Udah gitu, jangan lupa di fotokopi 3 kali! Dan semuanya harus udah selesai besok pagi! Inget! Besok pagi! Gue nggak mau tahu lo sibuk atau apa kek! Lo belum kerja hari ini! Seharian ini gue ama Ani aja yang ngetik! Jadi lo harus selesein peer lo ini! Ngerti?” kata Ama marah-marah saat waktunya pulang.
”Ama! Lo keras banget sih sama Mea!” seru Aji mengingatkan.
”Iya, Ma! Jangan seenak lo aja dong! Mea kan juga perlu istirahat!” bela Ita sedangkan Lita hanya bisa mengiyakan dan manggut-manggut.
”Heh! Memangnya gue juga nggak capek apa?! Hampir setengahnya itu gue yang ngetik tahu! Ani juga udah ngetik and ngeprint setebel itu! Cuma Mea aja yang belum kerja! Tugas yang gue kasih ini cuma seperdelapan dari seluruhnya! Jangan mentang-mentang lo naksir Mea terus gue bisa ikutan lembek sama dia, Ji! Dan jangan mentang-mentang dia tuh sohib lo terus lo memanjakannya, Ta! Gue tahu pangkat kalian lebih tinggi dari gue! Tapi kalau nggak gini Mea nggak bisa diajari tanggung jawab! Dan itu nggak adil! Dia itu sekretaris dua! Tugasnya membantu gue dan Ani! Bukannya malah ngeberatin kita!” seru Ama nggak kalah nyolot. Memang Ama orangnya sangat blak-blakan, kalau dia nggak suka langsung bilang nggak suka. Dan sepertinya setiap perkataannya sangat menohok hingga Ita dan Aji tidak dapat membalas argumentasinya.
“Udah... udah... iya, Ma, gue minta maaf, gue kerjain deh!” kataku sembari mengambil file-file yang dipegang Ani, Ani hanya tersenyum bak malaikat, Ani memang terlalu baik, nggak seperti Ama.
“Semuanya, gue pulang dulu yaa?!” seruku dan bergegas keluar dari sekretariatan OSIS secepat yang kubisa.

Saat aku berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah, tiba-tiba hapeku berdering.
“Halo? Assalamualaikum” sapaku.
“Mey, pulang bareng yuk!” ajak seseorang diseberang. Kulihat nama yang terpampang di layer hapeku. Luqman.
“Oh, oke, lo dimana?”
“Lihat deh keparkiran!” serunya. Aku pun menengok ke arah parkiran dan melihat Luqman duduk dengan santai di motornya sambil melambai-lambaikan tangannya.
“Ya udah lo kesini aja!” pintaku.
”Tunggu ya!” katanya dan telepon kami terputus, dia memakai helem dan menyalakan motornya lalu mengarahkannya menujuku.
”ayo naik!” pintanya. Dan aku pun dengan susah payah hingga hampir membuat Luqman tidak dapat menahan beratku yang membuat motor agak oleng.
”Hehehe... maaf”
”Berat lo berapa sih?!”
“Tidak sopan menanyakan berat badan pada seorang lady!” seruku sambil menggeplak kepalanya. Dan dia hanya tertawa dan bersiap jalan ketika sebuah mobil ford escape menghalangi jalannya dan kaca mobilnya terbuka, menampakan wajah Aji yang sangat tenang itu.
“Mey, aku hanya ingin mengingatkan kamu, jangan lupa menyelesaikan tugas yang diberikan Ama, lusa kita harus mempertanggungjawabkan elpeje kita!”
”Baik!” seruku. Kaca mobil ford escape itu menutup lagi, menyembunyikan wajah orang yang ada di dalamnya.
”Sok banget sih dia! Kan lo capek ada tugas sekolah terus ditambahin lagi sama tugas OSIS!” seru Luqman.
”Udah-udah, memang itu udah tugas dan tanggung jawab gue, saat gue memutuskan untuk gabung di OSIS gue udah tahu tugas gue bakalan tambah berat, makanya, nggak usah ngejelekin Aji”
”Iya-iya, eh, temenin gue yuk!”
“Kemana?”
“Gue pengen ngajak lo jalan-jalan!”
”Luqman! Lo nggak dengar tadi Aji ngomong apa? Gue harus selesein elpeje!”
“Cuma bentar kok!”
Sebelum Mea dapat menjawabnya, Luqman telah menancap gas, melaju kencang. Mea hanya bisa menurut mengikuti kemauan Luqman.
---
“Hah? Ke Monas? Nggak salah lo ngajakin gue kesini? Kenapa sih nggak bisa ngajak ke tempat yang lebih menghibur dikit kek! Di Monas ada apaan, mas yang menghibur?” semburku saat kami sampai di Monas.
”Ayo kesini!” ajak Luqman kesalah satu sudut taman yang penuh dengan rumput. Dan dengan nyamannya dia terlentang di bawah langit biru. Aku hanya berdiri memandangnya.
”Lho kok di situ aja! Ayo sini! Tiduran deh!” ajaknya bangun dari posisinya memandangku.
”Kan kotor, Man, nanti badan gue gatel-gatel! Ogah gue!”
“Huh! Nggak kok! Kalau berdiri aja lo nggak bisa melihat bentuk-bentuk awan dengan jelas!”
“Oke!” kataku dan langsung mengambil tempat disampingnya untuk melihat awan seperti yang dibilangnya. Hening diantara kami berlangsung. Hanya terdengar suara kendaraan-kendaraan bermotor, kerumunan celotehan orang-orang, suara-suara pedagang, suara angin, suara hembusan napas kami yang teratur dan suara detak jantungku yang berdetak dengan cepat.
“Pasti lo udah tahu, Risa suka banget melihat awan!” katanya memecah keheningan diantara kami.
”He eh”
”entah kenapa kebiasaan itu sekarang ke bawa sama gue. Susah lho nyari tempat yang tepat buat ngelihat awan! Yah... seperti yang lo lihat, kotor! Kalau di kebun kupu-kupu rumputnya nggak kotor, disana juga ada sebatang pohon besar yang rindang, kalau kami nggak melihat awan, biasanya kami tidur-tiduran di bawah naungan rindangnya pohon” katanya mengingat-ingat. Kenapa sih dia cerita-cerita tentang ini? Gue kan bukan Risa! Harusnya lo nggak mengingat-ingat cewek lain saat ada seorang cewek disamping lo yang berdebar-debar karena lo, Man!
Hening kembali menyelimuti kita.
”Menurut lo awan yang itu bentuknya apa?” tanyanya tiba-tiba.
”Mmmm..... awan?” usulku.
”Hahaha... lo harus lebih berkhayal! Kalau gue, gue melihat awan itu kayak permen kapas!”
”Hahahaha....... lo juga nggak kreatif! Umm... gue coba ya? Menurut gue itu mirip kayak bakpao! Yang itu mirip roti perancis! Eh, yang itu kayak semangkuk bakso! Eh, eh, yang itu mirip apel deh! Terus yang itu mirip sama mangga!” seruku menunjuk satu per satu awan yang kulihat.
“Hahahahahaha......... lo laper kali! Jadinya semua awan yang lo lihat kayak makanan semua! Lo mirip banget sama Risa!” serunya dan langsung terdiam saat aku bangun dari posisiku.
”Kenapa sih gue harus selalu dimirip-miripin sama Risa?! Gue bosen tahu!”
”Sori-sori, gue nggak bermaksud gitu...”
”Udahlah! Bener apa kata lo tadi! Gue laper! Ayo!”
“Hehehe... jadi gue udah dimaafin nih?”
“Gue nggak mau ngebahas! Lupain aja!”
”Oke-oke putri!”
---
Aku tiba di rumah pukul 9 malam, sudah pasti papa ceramah lagi, kali ini sampai jam 11 malam, saat sampai di kamar, aku langsung salat dan membersihkan wajahku lalu naik ke atas tempat tidur, terlalu lelah untuk melakukan hal lainnya. Tadi seharian Luqman mengajakku berkeliling Jakarta, berwisata kuliner, ada tiga hal yang pasti, pertama Luqman yang bayarin semua makanan itu, kedua berat badanku pasti naik pesat, dan ketiga, aku jatuh cinta–teramat cinta melebihi perasaanku pada Aji–pada Luqman. Dia dapat membuat ku melupakan kesedihanku ditolak Aji.
---
Oh my gosh! Pagi ini aku telat lagi! Terbangun pada pukul setengah enam pagi dan terburu-buru pergi berangkat sekolah membuat aku melupakan semuanya. Termasuk tugasku untuk menyelesaikan elpeje.
“Pokoknya gue nggak mau tahu lagi, Mey! Lo tuh nggak bertanggung jawab banget! Gue mau hari ini juga elpeje udah selesai gimana pun caranya!” teriak Ama saat aku baru tiba di kelas dengan terengah-engah sehabis berlari mengejar gerbang sekolah yang hampir ditutup.
“Hiks… maaf, Ma…” kataku tulus, aku mulai menangis. Memang kalau masalah tanggung jawab aku sangat menjaga hal itu, belum pernah sebelum ini aku melupakan tanggung jawab ku.
”Maaf? Nangis lagi! Lo nangis juga nggak bakalan langsung jadi tuh elpeje! Cengeng!”
”Ama! Gue tahu lo marah sama Mea, gue juga tahu kalau nggak seharusnya gue menyalahgunakan jabatan gue, tapi sebagai wakil ketua OSIS dan teman lo dan Mea, gue melarang lo menghina siapa pun orang itu, terutama Mea untuk saat ini. Lo marahin Mea juga nggak akan menyelesaikan masalah!” seru Ita yang berada disamping kananku dan Lita dengan semangat ’45 mengiyakan.
”Gue hanya kesal sama dia! Dia perlu hukuman!”
“Ama!” seru seseorang bersuara berat. Aku mencari sumber suara tersebut, Aji.
“Kenapa?! Lo mau belain dia juga?! Belain aja terus! Gue mulu yang disalahin!”
”Gue nggak bilang lo salah! Tapi bener apa kata Ita, lo marah-marah juga nggak menyelesaikan masalah!”
“Maaf” kata Ama lirih.
“Nggak apa-apa kok. Memang itu salah gue” kataku. Hening. Setiap orang sibuk denga pikirannya masing-masing mencari jalan keluar dari masalah ini.
”Gini aja deh! Gue janjiin Mea akan ngasih elpejenya hari ini, tapi nggak pagi ini, nanti pulang sekolah. Gimana?” usul Aji bijak.
”Oke! Pokoknya harus jadi lho pulang sekolah nanti!” seru Ama dan dia pergi kembali ke ruangan kelasnya.
”Makasih ya, Ji udah ngebelain gue” kataku pada Aji.
”nggak apa? Lo bawa datanya?” tanya Aji.
“Nggak, usbnya ada di tas gue yang satunya. Tadi pagi gue telat dan gue nggak sempat mindahinnya”
“Ya udah, ikut aku yuk! Kita izin ke piket buat pulang, lo kelihatannya kayak sakit, jadi kalau bohong sedikit nggak bakalan ketahuan” katanya sambil tersenyum jahil.
---
”Nanti pas sampai di rumah kamu, kamu langsung ambil datanya ya? Nanti ngerjainnya di mobil ku aja. Pakai laptop ku. Kalau sudah selesai, kita langsung ke sekolah lagi. Kamu ngeprintnya di printer yang ada di sekretariat OSIS aja. Habis itu tinggal kamu copy sebanyak yang diperlukan. Dan voila! Jadi deh!” kata Aji menjelaskan di dalam mobilnya dalam perjalanan ke rumahku.
Aku duduk di kursi penumpang di sebelah Aji seperti biasanya. Aku bingung, kok guru piket bisa percaya-percaya saja ya kalau Aji berbohong? Huh! Dia memanfaatkan tampang innocent, nama baiknya yang masih bersih, dan kharismanya sebagai ketua OSIS untuk berbohong! Aku sampai-sampai tidak percaya melihatnya bersandiwara dengan sempurnanya di depan guru. Dasar!
”Mey, Mey, kok bengong? Kamu dengerin aku nggak sih?” panggil Aji sembari mengendarai mobil menyadarkanku dari lamunan.
”He? i.. iya aku dengar kok! Kamu kan sudah mengulang itu 5 kali dari tadi!” jawabku.
”Oh, udah ya? Oke” katanya. Dan dia pun kembali berkonsentrasi mengendarai mobilnya.
Perjalanan dari sekolah ke rumahku menghabiskan satu jam kalau mengendarai mobil, tetapi kalau mengendarai sepeda motor, tidak sampai dua puluh menit. Namun satu jam bersama Aji di mobilnya ini terasa amat lama. Obrolan kami hanya berada di sekitar obrolan tentang sekolah dan OSIS, selebihnya hanya keheningan yang menyelimuti kami. Dan entah dia memang lupa –aku berani bertaruh dengan nyawaku kalau sebenarnya Aji tidak lupa– atau memang tidak tahu lagi ingin mengobrol apa, dia selalu mengulang langkah-langkah rencana yang akan dilakukan itu. Hmmpphh.... rasanya lucu aja bersama Aji yang nggak biasa mengobrol kalau aku sudah terbiasa bersama Luqman yang ceplas-ceplos dan yang selalu menemukan bahan obrolan. Hhhffff..... Luqman lagi apa ya? Mungkin lagi di kelas, belajar. Kangen.....
”Mey, kamu sedang memikirkan apa?” tanya Aji beberapa menit kemudian mengejutkanku kembali.
”Hah?!”
”Luqman ya?” tanyanya langsung.
Lho? Kok dia bisa menebaknya ya? Pipiku langsung terasa panas, mungkin merona merah. Kenapa bisa sih dia menebak? Kan aku jadi nggak enak!
”Pasti benar!” katanya mengambil kesimpulan dari rona wajahku. Aku hanya bisa memalingkan wajahku, menyembunyikan rona di pipiku.
”Kamu kemarin jalan dengannya sampai jam berapa?” tanyanya lagi.
Wuih.. kok bisa menebak sih dia? Jangan-jangan Aji punya cenayang? Atau jangan-jangan Aji itu sebenarnya vampir yang mempunyai kelebihan untuk membaca pikiran seseorang seperti Edward Cullen di Twilight Saga? Huh! Harusnya dia nggak bisa membaca pikiran ku dong! Kan kalau dia Edward, aku jadi Bellanya. Hahaha... maksa!
”Kenapa senyum-senyum sendiri? Kok pertanyaanku belum dijawab sih?” tanyanya saat melihatku tersenyum-senyum sendiri dalam lamunanku.
”Eh, maaf. Kemarin memang aku jalan sama Luqman. Baru sampai di rumah jam 9 malam. Terus seperti biasa, papa ceramah sampai jam 11 malam. Jadinya aku yang sudah terlalu lelah itu nggak bisa nyelesaikan elpeje. Terus tadi aku hanya berspekulasi kenapa kamu bisa tahu semua hal itu?”
”Oh. Aku selalu tahu apa yang kamu pikirkan dari tingkahmu. Melihat bahasa tubuhmu itu sama seperti membaca buku untuk anak TK yang tulisan dengan ukuran besar. Sangat mudah untuk dibaca. Lagipula aku sudah lama kenal Luqman, jadi aku tahu apa saja yang akan ada di pikirannya” katanya menjelaskan. Lalu kami kembali terdiam. Hening. Namun kali ini suasana yang terbangun diantara kami mulai terasa tidak enak.
Akhirnya sampai juga di depan rumahku. Aku mulai bingung mau mengobrol apa dengan Aji untuk mencairkan suasana. Setidaknya kalau aku berduaan lagi dengan Aji di mobilnya untuk mengerjakan elpeje, aku tidak perlu bersusah payah untuk memulai suatu percakapan, aku bisa menggunakan alasan serius mengetik untuk tidak berbicara.
Saat mobil tepat berhenti di depan rumahku, aku langsung membuka pintu mobil Aji dan membantingnya, serta terburu-buru masuk ke rumah, ke kamarku, mengambil data-datanya dan pergi lagi tanpa menjawab rentetan pertanyaan yang mama sampaikan, dan sampai kembali di tempat semula, bangku penumpang di sebelah Aji yang menyetir dalam waktu 3 menit.
Tanpa mematikan mobil, Aji yang menungguku langsung menancapkan gas pergi meninggalkan rumahku yang lama-kelamaan menghilang dibalik belokan yang kami ambil.
”Itu, laptop ku ada di bangku belakang” katanya. Aku mengangguk dan mencari laptop Aji yang ada di bangku belakang dan menemukan tas laptop berwarna hitam tergeletak di tengah bangku.
---
Hhhfff… Luqman, lo nggak berubah ya dari dulu? Selalu aja melakukan sesuatu seenaknya tanpa memikirkan kerugiannya. Ini semua gara-gara lo, Man. Mea jadi harus menanggung kemarahan Ama. Andai aja kemarin aku mengantar Mea pulang, kan jadinya nggak akan runyam gini.
“Ji, kamu mau bawa kita kemana?” Tanya Mea yang ada di sampingku memutuskan lamunanku yang sedang menyetir.
“Eh, kamu maunya kemana, Mey?”
“Ya kan yang bawa mobilnya kamu, Ji. Aku sih ikut aja”
“Ke taman di dekat sekolahan aja ya? Jadi biar kalau udah jadi kita bias langsung ke sekolah?”
“Oke”
Hening kembali menyelimuti kami. Mea masih sibuk dengan data-data elpeje dan aku sibuk berkonsentrasi menyetir mobil. Setelah belokan di depan, tibalah kami ke taman yang ada di kompleks perumahan dekat dengan sekolah kami. Aku memberhentikan mobilku dibawah pohon yang rindang dan mematikan mesin, membuka pintu di samping agar angin yang sejuk masuk menggantikan angina panas yang ada di dalam mobilku kala ACnya dimatikan. Mea juga melakukan apa yang kulakukan, membuka pintu lalu menguncir rambutnya menjadi kuncir cepol, dan mengubah posisi duduknya menjadi bersila diatas kursi penumpang di samping kemudi seperti kebiasaannya jika duduk dikursi dan memangku laptopku sembari mengetik menambahkan sesuatu yang ada di data-data yang ada di kertas yang ada di genggamannya.
“Mey, kemarin kemana aja sama Luqman? Sampai-sampai pulang larut?” tanyaku.
“Ke monas, habis itu keliling-keliling Jakarta sambil foto-foto, sekalian wisata kuliner. Oh iya aku nggak nyangka lho ternyata Luqman tahu tempat-tempat makan yang enak dan pewe!” jelasnya sambil berbinar-binar mengalihkan pandangannya dari layar laptopku ke wajahku.
“Oh, syukur deh kalau kamu senang. Tapi besok-besok kalau kamu ada tugas, dan Luqman ngajak jalan, ku harap kamu bisa menyatakan dengan tegas penolakanmu. Aku nggak mau gara-gara Luqman kamu jadi melupakan tanggung jawabmu, Mey” jelasku.
“Aji, ini tuh bukan kesalahan Luqman! Ini murni kesalahanku. Aku yang teledor. Aku nggak suka kamu nyalah-nyalahin Luqman gitu!”
“Bagaimana aku nggak menyalahkannya? Coba aja dia tahu apa tugas yang sedang kamu pengang dan coba aja dia punya otak untuk nggak melakukan hal bodoh yang seenaknya sampai-sampai lupa waktu, pasti kamu akan ada di kelas sekarang, belajar, menyiapkan diri untuk ujian, dan nggak dimarahi Ama!”
“STOP, JI! Aku lagi nggak mau adu argument sama kamu! Aku lagi sibuk buat elpeje ini. Jadi kuharap kamu nggak menyalahkan Luqman. Luqman nggak salah! Aku yang salah! Titik!” seru Mea.
Dia melanjutkan pekerjaannya dan aku membuang muka darinya. Kami hanya diam. Takut untuk memulai pembicaraan yang mungkin nanti ujung-ujung berakhir dengan pertengkaran. Walaupun aku nggak suka Mea membela dan jalan dengan Luqman, aku masih tetap menahan diri untuk tidak memulai pertengkaran.
---
“Yes! Udah!!! Tinggal di print!” seruku saat aku berhasil menyelesaikan elpejeku.
“Oh ya sudah kalau gitu. Ini masih jam satu, kita makan dulu yuk! Kamu kan belum makan siang” ajak Aji.
“Terserah kamu deh!”
“Oke, mau makan dimana?” tanyanya sembari menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya.
“Terserah kamu aja. Kan kamu yang ngajakin!”
“Hahahaha…. Kamu tuh kayak sepupu aku aja yang masih kelas enam SD! Setiap ditanya atau ditawarin pasti jawabnya kalau nggak ‘terserah’ ya ‘yaudah’!”
“Ih.. kok aku di samain sama sepupu kamu itu sih! Beda tahu!”
“Ya kalau memang beda jawabannya apa dong? Aku nggak mau terima kata terserah atau yaudah!”
“Oke-oke. Aku lagi pengen makan ramen nih! Pengen nyobain ramen yang baru di Gokana, katanya sih super pedas banget!” jelasnya berbinar-binar.
“Oke-oke, Gokana ya? Berarti yang paling deket yang di MKG! Oya, sekalian aku mau beli buku soal-soal latihan buat UAN. Kamu sekalian aja belinya!”
“Iya-iya! Aku juga mau beli novel sama komik!”
“Huu… belajar, bu! Jangan ngayal mulu!”
“Yaaa…. Kan buat refreshing! Hehehe”
Untunglah suasana diantara kita mencair lagi. Aku nggak nyaman dengan suasana yang tadi. Aku tahu maksud Aji, dia marah dan cemburu. Jadi dia menyalahkan Luqman. Bukannya aku kegeeran ya? Tapi walaupun dia itu orang yang pernah aku suka dan aku tahu dia juga menyukaiku, tetap saja dia itu bukan siapa-siapaku. Dia tetap saja bukan pacarku yang mempunyai hak kalau aku jalan dengan cowok lain.
---

Jumat, 30 Januari 2009

Pustakawati di sekolah gue.

kali ini gue bakal membahas pustakawati di sekolah gue yang sebenarnya nggak penting untuk dibahas tetapi amat sangat berpengaruh.

Sebenarnya hal ini sudah terpikirkan oleh gue dari jaman baheula banget, tapi karena gue orangnya lupaan, gue baru keinget lagi. Ini bermula saat gue bahasa Indonesia gue (iya dong gue belajar bahasa Indonesia! Gue kan bule! Hehehe) yang bilang kalau "kepala sekolah kita yang baru ingin merombak perpustakaan kita" dan berakhir dengan pembicaraan ngalor-ngidul yang nggak jelas dan CACAT.

Pada saat itu teman gue berpendapat begini, "gue trauma (baca:malas) masuk ke perpustakaan, habisnya pustakawatinya nyebelin!" (yah kurang lebih dia bilang gitu).

Gue juga berpikir seperti itu. Sebaiknya selain merombak perpustakaannya, kepala sekolah kami yang baru juga sekalian merombak pustakawatinya doong....

Mungkin sebagian dari lo bakalan bilang, "ah nggak gitu juga kok....."

Tapi itula yang gue rasakan. Gue adalah books addicter. Seharusnya tempat gue kan di perpustakaan, tapi gue merasa tidak nyaman di perpustakaan. Bagaimana mungkin bisa nyaman? Saat tiba di perpustakaan dan mengisi daftar hadir (kayak di kondangan aja!), kalian akan bertemu langsung dengan pustakawati yang selalu cemberut bermuka jutek yang bikin lo ilfil. Dan lo bisa mencari lah buku yang kalian cari dengan sendiri ditengah banyaknya dan berantakannya buku-buku di perpustakaan, kalau lo beruntung lo bakalan menemukan apa yang lo cari, kalau nggak beruntung ya coba lagi! (kayak di ciki-ciki)
Setelah itu lo harus mengambil kartu keanggotaan perpus lo dari sebuah rak dan membawanya ke meja pustakawati yang menyambut lo masih dengan wajah cemberut yang ngebetein. Lo musti nulis sendiri buku apa yang lo pinjem dan membayar beberapa rupiah sesuai berapa buku yang lo pinjam (itu kalau lo meminjam novel2 atau komik2 atau yang sejenisnya). setelah itu dia (baca: pustakawati akan memasukan data peminjaman ke komputernya yang kalau bisa lo lihat/ kalau gue yang selalu lihat selalu terbuka jendela permainan soliter. Dan dia mengembalikan kartu keanggotaan perpus lo yang harus lo kembalikan sendiri ke raknya.
Dan saat lo mau mengembalikan, seperti biasa, lo ketemu dengan dia yang masih cemberut dan ngebetein. Setelah mengisi daftar hadir seperti biasa, dan dia telah menandatangani kartu perpus lo (yang lo ambil sendiri dan kembalikan sendiri), lo harus mengembalikan buku yang lo pinjem ke tempatnya semula sendiri.

Yang mau gue bahas disini, siapa sih yang bakal tumbuh minat membacanya kalau pustakawatinya jutek dan (maaf) malas? Lalu apa juga gunanya mereka kalau buku-buku masih tetap berantakan? Siapa sih yang mau mencari buku ditengah buku-buku yang berantakan? ya kan kalau kami memberantaki itu lumrah, namanya juga anak muda. kan tugasnya mereka yang menjaga kenyamanan perpus (selain kami).

Apa gaji yang mereka terima kecil sehingga membuat mereka bekerja dengan stengah hati? Kan mereka bisa menggunakan internet gratisan setiap hari dan membaca buku-buku gratis. Lagi pula terkadang gue juga nggak tahu judul buku yang gue mau cari, gue cuma tahu isi yang mau gue baca, bukankah sudah menjadi kewajiban mereka untuk membantu kami mencari buku yang dimaksud?

Dan terkadang gue menemukan sebuah buku yang sebenarnya sudah tidak layak lagi (rusak). apakah mereka tidak mengecek? Lalu yang paling malas untuk dilihat adalah rak buku terutama bagian kumpulan karya tulis yang berantakan. apakah mereka tidak memiliki inisiatif untuk merapikannya? Mereka sangat tidak membantu dan tidak menghargai karya kami. Kami susah payah membuat kartul yang ujung-ujungnya hanya menjadi seonggok kumpulan kertas yang malas untuk dilihat.

Pak Suprayitno yang terhormat, tolong lah perbaiki mutu perpustakaan kami secara SDM dan sumberdayanya! Jujur, banyak sekali yang berkomentar seperti yang saya bicarakan disini.

Salah satu teman gue pernah menceritakan, saat dia pertama kali meminjam di perpustakaan, dia tidak diberi tahu bagamana tata tertibnya dan langkah-langkah untuk mengembalikan buku, dan dia bertanya dengan baik-baik yaitu "Ini bukunya di taruh mana ya, bu?" dan dijawab dengan ketusnya "ya, dibalikin lagi dong, ketempatnya!" dan semenjak itu teman gue itu jadi malas untuk keperpustakaan.

Eniwei, udah dulu deh! Gue OL di lab komputer di sekolah. komputer gue di rumah lagi nggak bisa OL. Lagi error!doakan bia betul ya?? Ciao!

Jumat, 23 Januari 2009

Liburan sebelum hari-hari sulit

Yup! Gue libur, empat hari, dari hari ini, Jumat-Senin. Sebenarnya itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Tapi,, hari Selasa yang menunggu itu adalah suatu hari yang bakalan sulit. Di pagi hari harus ketemu sama Nur yang udah pasti udah menyiapkan siksaan yang lain untuk kami (read:gue). Setelah melewati rintangan pertama, ada rintangan kedua yaitu ulangan sejarah (FYI: gue nggak begitu suka sejarah. Buat apa sih kita mengingat masa lalu yang selalu dipelajari di setiap tingkatan sekolah? Dari gue SD sampai SMA ini yang dibicarain itu-itu mulu! Gue jadi males). Setelah sejarah, kita ada kuis matematika! What a f**k!


Oya, gue sedang dalam proses menyelesaikan You and You empat, memang agak lama, tapi disela sama kesibukan gue ya itu termasuknya udah gue usahain banget. Selain itu gue udah buat cerita satu lagi. Gue belum kasih judulnya, gue paling nggak bisa ngasih judul. Ada yang punya ide?

Jadi ceritanya gini, ada seorang dokter muda yang pastinya cowok yang dipindahkan dari RSJ di Jakarta ke RSJ yang ada di Malang. Ada yang pernah lihat atau tahu gimana RSJ di Malang?
Disana dia harus menangani seorang pasien remaja puteri yang depresi akibat KDRT yang dialaminya (kalau yang KDRT ini gue juga SERING banget mengalaminya, dalam artian yang sebenarnya ataupun yang tidak sebenarnya, jadi mudah-mudahan gue bisa menggambarkan betapa tidak enaknya disiksa secara mental dan fisik). Kalau melihat pasien ini si dokter itu selalu ingat akan masa lalunya yang kelam. Dan dalam cerita ini akan gue tambahin kalau kedua hubungan dokter-pasien ini sangat dalam dan saling menguntungkan. Ujung-ujungnya.... *lihat aja nanti! Kalau gue ceritain nggak seru duong?! Hehehe*

Ya pokoknya ini adalah cerita yang lumayan berat, tadinya gue cuma mau buat ini jadi cerpen, tapi jadinya malah kepanjangan, ya sudah deh gue terusin aja!

Jumat, 09 Januari 2009

Komentar gue tentang pemerintah......

hahaha.... bagi yang masih waras ini saatnya anda close blog ini!hehehe....
Okey, kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gue MASUK LEBIH PAGI!what a f**k!! Bangun lebih pagi, berangkat lebih pagi sebelum matahari terbit, suasana pagi yang sumpah-gila-dingin-banget!! Gimana bangsa ini bisa maju?! Para pelajarnya pastinya udah muak, jenuh, bosan de el el buat belajar! apa kagak mikir yaa??!!
Oke,time to move on! Gue mau mencal-mencal juga nggak bakalan diubah tuh peraturan. Kalau calon-calon yang duduk di DPR-MPR nanti menjanjikan peraturan yang lebih longgar mengenai pendidikan di Indonesia, gue seratus persen bakalan mendukung dia! Sayangnya terkadang teriakan hati pelajar itu tidak didengar. Hhhhfff....
Btw tentang pemilu yang sebentar lagi diadakan, siapa sih yang jadi tim suksesnya tiap partai?? Nggak menjual banget! Siapa juga yang bakalan tertarik kalau foto yang dipajang itu foto katepe yang muber?? mending kalau muber, gue pernah menemukan yang fotonya cemberut. Siapa juga yang mau milih orang yang cemberut? Nggak friendly! Dan komposisinya semuanya sama aja! nggak ada yang inovatif! Isinya lambang partai, nama calon, dan ucapan-ucapan janji-janji mereka.
Gue jadi teringat saat itu gue pulang dari rumah Dhani naik angkot, didalam angkot itu ada stiker calon legislatif yang ditempel. Biasa aja. Foto cemberut, lambang partai, dan tulisan janji-janji mereka, dan ada satu kalimat lagi, "BAYARLAH DENGAN UANG", saat itu yang terpikir di kepala gue, ya iyalah bayar angkot pake uang! Masa pake permen mentos kayak di copy center sekolah gue?! Sungguh tidak kreatip!
Tapi setelah itu gue naik angkot yang lainnya, dan gue tahu, ternyata kalimat itu ada terusannya, "BAYARLAH DENGAN UANG PAS". ternyata ada kata "PAS"nya saudara-saudara sebangsa tanah dan sebangsa air! tapi gue pikir-pikir, ya terserah gue dong mau bayar pake uang pas kek! sepuluh rebuan kek! limapuluh rebuan kek! atau bahkan 100 ribuan! kan tergantung gue ada duit pas atau kagak!
Lagian kalau dipikir-pikir lagi, kalau semua orang bayarnya pake duit serebuan, kasihan tukang angkotnya dong! Kalau suatu hari tuh tukang angkot berhasil buat belanja nggak usah jauh-jauh deh, berhasil belanja di Zara, masa dia bakal menyerahkan duit seribuan?? malu banget kali! Jadi saran gue, sekali-kali bolehlah bayar angkot bukan dengan uang pas! hehehehe....
Gue masih belum menyelesaikan you and you empat nih! males! stuck!
Waahhh... sepertinya sudah waktunya pergi, gue OL di ruang komputer sekolah gue nih! bentar lagi mau bel ganti pelajaran dan waktunya untuk moving. Tunggu postingan nggak penting gue selanjutnya ya?
Sebelumnya gue mau minta maaf kalau ada yang tersinggung ya?

Kamis, 01 Januari 2009

Happy new year!

Yup! Happy New Year ya!! Merayakan dimana? Gue? di rumah aja. tadinya kan gue udah crita, terus nyokap gue ngajakin ke Depok, tempat sodara, tapi bokap gue mw tahun baruan sama gank vespanya. Jadilah gue di rumah. Gapapa c, gue bisa nonton kembang api dari teras rumah en gue bisa nonton HP 4 en davinci code, emang c gue udah pernah nonton, tapi nggak ada yang larang buat nonton lagi kan?! Hehehe.....
Btw tentang nonton, kemarin, kira tanggal 29 Des 2008 (eh itu mah tahun lalu ya? bukan kemarin! hehe....), gue nonton ama kakak-kakak gue, di Lapiz, kita nonton "The Day the Earth Stood Still". Tadinya gue kira bakal ngebosenin, tapi karena ada Keanu Reevesnya nggak apa-apa deh! Tahunya, nih film bagus, dari skala 1 sampai 5, gue kasih 4 lha!
Secara gue adalah salah seorang yang peduli lingkungan, nih film bener-bener ngajarin kita banget buat menjaga bumi ini.
Jadi ceritanya si Keanu Reeves itu alien yang namanya Klaatu, dia datang ke bumi buat menyelamatkan bumi dari manusia, dia bilang manusia itu merusak, ada salah satu kutipan kata2 Klaatu yang gue suka, "If the Earth dies, you die. If you die, the Earth survives". Itu benar-benar nge'jleb-jleb' banget! Pokoknya gue saranin buat lo yang peduli pada lingkungan dan bumi, lo bisa milih film ini buat liburan ini, udah ada kok dibeberapa bioskop kesayangan anda (ckckckck.... iklan ya bu??) hehehehe......
Masalah tentang film, kan banyak tuh yang bilang di tv-tv buat nggak beli cd bajakan, tapi ada beberapa yang mau gue protes. Ya memang kita nggak boleh membajak karya seseorang itu, tetapi terlalu lama film orinya keluar atau nggak ada orinya di Indonesia atau harga orinya itu membuat mau nggak mau kita membeli yang bajakan. Kalau pihak yang menentang pembajakan bisa menyelesaikan masalah yang gue sebutin tadi gue rasa nggak akan ada bajakan lagi! Kalau gue sih ada di tengah-tengah antara pro dan kontra. Gue pro bajakan karena alasan itu, dan gue kontra bajakan karena memang sudah seharusnya. namun kalau orinya udah memenuhi masalah tadi gue kontra bajakan.
Gue sendiri memang sering beli bajakan, tapi nggak jarang juga gue beli yang ori, maksud gue kalau cd or dvd itu worth it buat dibeli orinya, ya why not?! Seperti dvd or cd HP, Twilight, filmnya Hilary Duff, gue pasti beli yang ori, bukannya pilka, tapi itu worth it buat dibeli orinya.
Sebenarnya gue juga mau beli orinya beberapa dvd anime and dorama yang gue suka, tapi karena di Indonesia its impossible bisa ada orinya, ya mau bagaimana lagi. Lihat aja deh! cd or dvd ori yang anime and dorama apa aja c yang ada di toko? Naruto? Nggak sampai abis, lagian gue nggak suka Naruto. Makanya, Indonesia kalau mau mengurangi pembajakan, perbaiki diri dulu!
Hmmm..... udah dulu deh, gue mau blog walking dulu! See ya!
 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com