Maaf banget kali ini aku mau curcol. Habis udah cerita ke my best friend masih tetep ngeganjel di hati. Jadi blog sebagai jurnal aku, aku manfaatkan untuk curcol hari ini. Buat yang nggak tertarik silahkan close halaman ini.
Semester ini karena udah mulai peminatan, aku dan teman-temanku banyak beda matakuliah. Ada 4 peminatan di teknik elektro UNJ, pembangkit, instalasi, transmisi/distribusi, dan otomasi. Teman-temanku banyak yang ambil instalasi dan otomasi. Aku memberanikan diri berjalan nggak sesuai teman-teman tapi sesuai hati, aku ambil pembangkit. Belum lagi aku mengambil mata kuliah yang nilaiku masih belum B atau A. Aku orangnya perfeksionis, jadi kalau ada nilai C aku ulang mata kuliahnya. Makin banyak lah perbedaan antara aku dan teman-teman aku.
Ada sebuah mata kuliah Penggunaan dan Pengaturan Motor (PPM) yang merupakan mata kuliah praktik. Karena jadwal PPM di kelas aku bentrok dengan mata kuliah yang sedang aku ulang dan mata kuliah peminatan, aku mengambil kuliah PPM di kelas lain bersama teman ku, sebut saja A karena A juga mengulang mata kuliah yang sama denganku, Rangkaian Listrik (RL).
Setiap aku diberi info kuliah sama adik kelas yang bareng kuliah RL aku selalu sampaikan ke A kabarnya. Aku selalu sms dia. Dan kalau ada perubahan jam kuliah, aku selalu mempertimbangkan dia.
Setiap aku sms A, dia nggak pernah bales. Awalnya aku masih maklum, mungkin dia nggak punya pulsa. Lalu ada perubahan jadwal PPM yang berubah dan perlu dikonformasi aku bisa atau nggaknya, saat aku perlu dia untuk diskusi, dia nggak balas sms aku. Padahal kemarin saat aku sms dia dimana? Tiba-tiba kami ketemu saat baru aku send smsnya. Dan smsnya baru sampai ke dia saat kami sedang mengobrol. Dan dia BALAS sms itu dengan "di samping lo"! (sumpah itu nggak penting banget) Dia bilang dia punya pulsa hanya untuk emergency. Coba deh, lebih penting mana bales smsnya!?
Dan saat aku temui dia di kampus, dia hanya ketawa-ketawa aja. Dia bilang dia mau ikut yg teman-teman sekelas aja, nggak mau yg kelas lain. Padahal jam segitu aku ada kuliah peminatan! Akhirnya aku nggak masuk kelas PPM hari itu yang bareng teman sekelasku. Jelas aku ketinggalan 1 kali praktik kan? Dan aku mau tetap masuk kelas yang lain aku nggak punya partner, karena awalnya partner aku ya si A. Dan kelompok yg kelas lain itu sudah pas.
Bener-bener deh itu bikin aku nangis! Sekarang aku bingung mau gimana. Ikut yang kelas aku bareng sama A, aku sudah ketinggalan satu kali masuk dan belum lagi aku harus kuliah peminatan. Mau ikut yang kelas lain aku nggak ada partnernya. Rasanya tuh pengen nangis. Dia begitu jahat nggak peduli sama aku. Egois hanya memikirkan dirinya sendiri. Padahal selama ini aku selalu baik sama dia, selalu mempertimbangkan dirinya sebelum membuat keputusan tentang kuliah yang bareng sama dia. Dia selalu mengeluhkan temanku yang egois hanya memikirkan diri sendiri dan sekarang dia yang seperti itu. Belum lagi betapa pelitnya dia sama pulsa! Balas sms paling hanya 150 rupiah kan?! Apa sulitnya coba?
Aku jadi bingung apa yang harus aku lakukan. Aku bukan tipe yang suka konfrontasi dan cari ribut sama dia. Apa yang harus aku lakukan?
My Almond Butter Business | 100% Homemade
5 minggu yang lalu
Aku juga dulu punya temen kaya gitu, dan aku sama kayak kamu gak suka konfrontasi tapi... akhirnya aku tinggalin aja dia, aku cuekin balik sambil bilang dalam hati: "emang temen elo doang?"
BalasHapusTrus, pada suatu hari dia betul butuh banget sama aku, aku gak pedulikan... Emang kesannya jahat ya, balas dendam gitu... tapi ini bagus orang2 kayak mereka, biar mereka belajar bahwa dalam hidup ini setiap orang harus diperlakukan seperti dia mau diperlakukan.
kalo aku lebih suka jalan sendiri, hidup sendiri, cari tahu apapun sendiri daripada harus berteman dengan orang2 yang cuek dan anggep enteng temennya,,,,
klo menurutku, coba ikut kelas lain, siapa tahu boleh nerima satu lagi meski kelompoknya udah pas...
Ayo semangaaaat...! ^^
iya, makasih atas sarannya.. ^^ memang, mulai sekarang aku juga menerapkan prinsip nggak ada yang bisa diandalkan selain diri sendiri.. ^^
Hapus